Neo-Demokrasi
Kesra

Pemulangan WNI dari Wuhan Dampak Virus Corona

Foto: Petugas medis menyemprotkan cairan disinfektan pada dari Wuhan, China setibanya tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2).

Jakarta, NEODEMOKRASI.COM – Keberhasilan proses evakuasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, merupakan bukti kemampuan Indonesia. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy

“Proses kedatangan WNI ke Natuna adalah sebuah bukti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mampu menjalankan amanat konstitusi UUD 1945 guna memastikan keamanan dan keselamatan bagi tiap-tiap warga negaranya. Pun, hal itu dijalankan pula berdasarkan kepatuhan pada standar yang telah ditetapkan oleh dunia,” jelas Menko PMK di Jakarta, Minggu (2/2).

Ia mengatakan, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, dipilih sebagai lokasi evakuasi dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, mulai dari ketersediaan kamar tidur beserta fasilitas pendukung seperti air conditioner (AC), televisi, hingga alat perlengkapan mandi pribadi.

Muhadjir menegaskan bahwa WNI yang dievakuasi adalah mahasiswa yang dalam kondisi sehat. Oleh karena itu, masyarakat baik yang berada di Natuna maupun seluruh Indonesia, tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan terpapar Virus Corona jenis baru atau Novel Coronavirus (2019-nCOV).

“Observasi ini juga bukan karantina. Ini bukan tempat untuk mengasingkan, tapi untuk menjalani observasi selama dua minggu. Itu pun juga sesuai standar WHO,” tambah Muhadjir.

Sejumlah WNI dari Wuhan, China  tiba di Bandara Hang Nadim Batam, Minggu, dengan pesawat Batik Air. Mereka menuruni tangga pesawat dan langsung diarahkan ke pesawat milik TNI AU yang sudah siaga persis di sampingnya.

Sejumlah petugas berpakaian dengan pengamanan kesehatan lengkap berwarna kuning dan putih langsung siaga di sekitar pesawat, begitu pesawat yang membawa WNI dari Wuhan.

Menurut aturan karantina, seluruh penumpang harus melalui pemeriksaan kesehatan di dalam pesawat Batik Air sebelum pindah ke pesawat lain yang akan membawanya ke Natuna.

Pihak TNI sendiri sudah menyiapkan sarana dan prasarana berupa tempat isolasi yang jauh dari penduduk untuk mendukung protokoler kesehatan penjemputan WNI dari Hubei China.

“Wilayah Natuna merupakan tempat terbaik untuk dijadikan daerah isolasi dan jauh dari penduduk. Selain itu, Natuna juga merupakan pangkalan militer yang memiliki rumah sakit yang dikelola oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara,” ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Sementara itu, WNI yang turun dari pesawat akan langsung dibawa masuk ke tempat isolasi yang mampu menampung hingga 300 orang, dan dilengkapi dengan kebutuhan MCK serta dapur lapangan. Natuna juga memiliki landasan pacu pesawat yang berdekatan dengan lokasi isolasi.

“Jarak dari hanggar ke rumah penduduk kurang lebih antara 5-6 km dan ke dermaga sekitar 6 km, sehingga dari hasil penilaian memenuhi persyaratan protokoler kesehatan,” jelas Panglima TNI.

Sementara itu, 3 pesawat TNI sudah bersiaga untuk membawa seluruh WNI dari Wuhan ke Natuna, yaitu Hercules A-1315 dan dua Boeing AI 7304 dan A 7306.

“Sebanyak 238 yang datang, menurut data. Nanti saya cek ulang, karena yang mestinya hadir di sini 245 orang,” kata Menteri kesehatan Terawan.di Natuna, Kepulauan Riau seperti dilansir Antara.

Sebanyak tujuh orang WNI yang direncanakan kembali ke Tanah Air pada hari Minggu (2/2) gagal berangkat, berdasarkan data Kementerian Kesehatan. Ia menjelaskan sebanyak empat orang menyatakan diri tidak mau berangkat karena merasa lebih nyaman di China.

Mereka yang urung berangkat itu telah membuat pernyataan tidak ingin berangkat bersama WNI lainnya ke Tanah Air. “Dia lebih kerasan, meskipun kita sudah tawarkan semua,” kata Terawan.

Kemudian, tiga orang dinyatakan tidak lolos pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pemerintah China. Pemerintah China, kata dia, melakukan 3 rangkai tahapan pemeriksaan kesehatan yang harus dilalui WNI untuk dapat meninggalkan China.

“Dan itu membuat kita merasa nyaman bahwa yang berangkat ke sini sudah dipastikan pemerintah China adalah orang sehat,” kata dia. Namun, sesuai peraturan, maka setelah mendarat di Indonesia, Kementerian Kesehatan harus memastikan kembali.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan situasi darurat global terkait mewabahnya Virus Corona. Evakuasi WNI ini merupakan instruksi dari Presiden Joko Widodo, agar WNI di Wuhan terhindar dari wabah tersebut.

Sementara, Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, bahwa layanan operasional penerbangan bernomor ID-8618 adalah misi kemanusiaan bersama pemerintah. Hal ini  dalam upaya mendukung program negara. Batik Air menyampaikan terima kasih atas penunjukan dan kepercayaan pemerintah (regulator) yang telah diberikan dalam misi kemanusiaan ini.

“Batik Air berterima kasih atas kepercayaan dan penunjukkan dalam proses misi kemanusiaan ini. Batik Air juga mendukung program pemerintah dan negara dalam hal misi kemanusiaan,” tuturnya.

Selain itu, katanya, Batik Air juga berterima kasih dan memberikan apresiasi tinggi atas kesiapan serta profesional untuk bekerja. Mulai dari awak pesawat, petugas layanan darat (ground handling), serta dukungan penuh pengelola bandar udara, pengatur lalu lintas udara, mitra dan berbagai pihak yang terlibat.

Ia merinci bahwa pengoperasian pesawat Airbus 330-300CEO terdiri dari 18 kelas bisnis dan 374 kelas ekonomi, pesawat Batik Air ini juga merupakan pesawat berbadan lebar (wide body).

Pesawat Batik Air tersebut, katanya, juga sudah mengikuti prinsip safety atau standar keselamatan keamanan penerbangan dan prinsip Standar Operasional Prosedur (SOP) kesehatan.

Pesawat tersebut membawa 19 kru dan 30 tim medis, lepas landas dari Soekarno-Hatta pukul 13.00 waktu setempat. Armada Airbus 330-300CEO telah didukung atau memiliki peralatan yang dapat menyaring udara di dalam pesawat. Setelah pesawat tiba di Indonesia, sesuai SOP akan langsung masuk hangar(pusat perawatan pesawat) guna dilakukan pembersihan, sterilisasi dan perawatan.

WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, akan ditransitkan terlebih dahulu ke wilayah Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Nantinya, mereka akan menjalani observasi kesehatan dengan fasilitas yang sudah disiapkan.(dan)

 

Related posts

Petrokimia Peduli Salurkan Beasiswa Rp 1,7 Miliar

neodemokrasi

Danramil Prambon Komsos dengan Camat dan Pj Kades

neodemokrasi

Khofifah Buka Festival Mangrove III, Ika Unair Sidoarjo Ikut Gelar Baksos

Rizki