Jakarta – NEODEMOKRASI.COM – Bagi orang tua, mengenalkan gadget kepada anak tentu bisa bikin deg-degan. Presenter Darius Sinathrya membagikan tipsnya bagi orang tua yang akan mengenalkan gadget kepada anak untuk pertama kalinya.
Darius mengatakan, saat pertama kali mengenalkan gadget untuk ketiga anaknya, ia hanya memberikannya untuk main game di akhir pekan. Itu pun durasi main game dibatasi hanya dua jam sehari.
“Gadget-nya buat mereka itu bukan dedicated satu orang satu sampai umur tertentu. Jadi waktu mereka kecil cuma ada satu gadget yang boleh dipakai buat main dan itu harus gantian,” kata Darius dalam webinar Tangkas Berinternet Google, Selasa (21/7).
Game yang boleh dimainkan anak-anaknya juga benar-benar dipilih, dengan menghindari game yang berisi konten kekerasan. Tapi batasan ini hanya diterapkan sampai usia tertentu. Sampai anak-anaknya mengerti bahwa adegan-adegan tersebut hanya merupakan permainan dan tidak untuk dilakukan.
Darius mulai memberikan gadget pribadi untuk anak sulungnya, Leo, saat ia duduk di kelas 5 SD untuk berkomunikasi dengan teman sekolahnya. Tapi ia tetap membatasi jadwal main game anaknya hanya di akhir pekan.
“Akhirnya dia SMP baru kita beliin yang dia bisa pegang sendiri seharian dan kita challenge dia karena papa mama nggak bisa kontrol dia 24 jam. Papa mama kasih kepercayaan ke Leo untuk me-manage gadget Leo sendiri,” jelas Darius.
Darius juga menghadapi tantangan baru dalam mengatur penggunaan gadget anak-anaknya di tengah pandemi Covid-19. Suami Donna Agnesia ini mengatakan, ia memberikan durasi menggunakan gadget yang lebih panjang bagi anak-anaknya, tapi tetap dengan batasan tertentu.
“Artinya pagi boleh main kalau sudah mandi, sudah makan, nggak bangun pagi langsung pegang gadget. Lalu waktunya makan siang ya makan, lalu istirahat nanti menjelang sore kita kasih main lagi dan tetap ada aktivitas fisiknya,” ujar Darius.
“Dari sekolah mereka juga dapat perspektif bahwa gadget itu bagus ada poin positifnya. Main game itu tidak dilarang, kalian boleh browsing YouTube sendirian tanpa kita harus pasang kontrol umur. Kita kasih kepercayaan ke mereka bahwa kamu yang harus manage konten apa yang kamu lihat,” pungkasnya.(dan)