Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Armuji terus melakukan sosialisasi pencalonan bakal calon wali kota dan bakal calon wakil wali Kota Surabaya. Sosialisasi yang kesekian kalinya ini dihadiri ribuan kader bumantik dari dua Kecamatan Gubeng dan Sukolilo, Surabaya.
“Kita sosialisasi dengan bumantik yang hadir dari dua Kecamatan Gubeng dan Sukolilo,” ujar Armuji.
Dalam sosialisasi, mantan Ketua DPRD Kota Surabaya 2014 – 2019 ini, menyampaikan progam progam kedepan melalui pilwali 2020. “Saya sebagai bakal calon wakil wali kota surabaya harus mendapatkan kembali surabaya bisa mendapatkan progam progamnya (Risma),” ujar Armuji.
Anggota DPRD Provinsi Jatim ini menjelaskan, di Pilwali Surabaya 2020, ia ingin menggandeng Eri Cahyadi karena orang birokrasi yang masih muda dan memiliki pengalaman. “Reputasinya sama dengan Ibu Risma. Untuk maju Kota Surabaya yang lebih maju lagi ke depan,” tambahnya.
Lebih lanjut Armuji mengatakan pengalaman Eri sudah nyata. Menurutnya, birokrasi sangat penting untuk bisa menata Kota Surabaya yang akan lebih baik lagi.
Namun sesuai dengan aturan undang-undang calon di pilkada 2020 yang berasal dari ASN, DPR, DPRD, DPD TNI / Polri harus mengundurkan diri. Armuji mengakui hal itu. “Ya itu konsekuensinya seperti itu aturan undang undangnya,” ujarnya.
Namun dia menyatakan dirinya hanya berupaya sosialisasi. “Rekom itu bukan domain saya,” katanya.
Menurut Armuji, domain ia adalah sosialisasi kepada masyarakat Surabaya agar mereka bisa mengenal dirinya dan Eri Cahyadi. “Ini adalah suatu keinginan saya untuk mengandeng (Eri Cahyadi),” katanya.
Jika DPP tidak merekom dirinya, Armuji menyatakan tidak masalah. Baginya rekom itu bukan tujuan utamanya meskipun semua orang ingin mendapatkannya.
“Tapi kita ingin menyosialisasikan supaya pilkada ini bisa aman lancar dan warga bisa menyambut dengan gembira. Dengan seperti ini (sosialisasi) saya kira warga bergembira bukan cuma bersitegang, tapi kita ajak bergembira di pesta demokrasi nanti,” pungkasnya. (jee)