Neo-Demokrasi
Jatim Politik Pemerintahan

Wujutkan Santri yang Solutif bagi Problem Bangsa, Adaptif terhadap Tuntutan Zaman

Dr Ahmad Iwan Zunaih, anggota DPRD Jatim dari Nasdem

Lamongan.NEODEMOKRASI.COM. Sejarah perjalanan bangsa ini tak bisa lepas dari kontribusi besar para kyai, tokoh agama dan santri di masa lalu.  Fatwa Resolusi Jihat  KH Hasyim Asy’ari  yang menyerukan bahwa perang hukumnya fardhu ain(wajib untuk semua) memantik semangat perjuangan santri dan arek arek Surabaya bangkit melawan kolonial Sekutu. Atas jasa jasa merekalah,  negeri ini bebas dari cengkeraman penjajah. Sejarah ini pula yang akhirnya  diapresiasii pemerintah dengan mensahkan Kepres Nomor 22 Tahun 2015 yang menetapkan  22 Oktober sebagai  Hari Santri Nasional. Tingginya patriotisme dan nasionalisme  para kyai dan santri bisa diruntut dari buku sejarah di mana keterlibatan kyai yang selalu menjadi tokoh sentral dalam setiap pertempuran melawan penjajah.

Memasuki  peringatan HSN ke tujuh tahun, peran pesantren dan santri  semakin  tak bisa dilepaskan dan proses jalannya pembangunan baik tingkat daerah, propinsi maupun pusat. Hakikat perjuangan adalah  upaya  untuk merubah  segala sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik dan terus mererus berprogres  menuju arah  penambahan penambahan kualitas yang lebih tinggi. Konsep perjuangan  di era kekinian sudah bergeser jauh dari  perang fisik yang menggunakan senjata. Tapi bagaimana  berpartisipasi dalam mendukung, mengisi dan turut andil dalam setiap  program  yang dicanangkan pemerintah,  serta  berperan signifikan dalam upaya menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI.

“Karena sudah tidak ada perang,  perjuangan santri  dan generasi muda saat ini adalah melawan  musuh akut yang ada dalam diri kita  yang jadi kendala untuk maju. Yakni, loyonya semangat dan iman dalam diri, malas, komitmen belajar yang rendah, sensitifitas yang  kurang, kedepedulian sosial yang minim dan rendahnya  self convident . Hal ini ditambah kondisi ekonomi yang parah akibat diterjang pandemi yang meluluh lantakkan seluruh aspek kehidupan.  Jadi masih banyak PR  yang perlu dicarikan solusinya. Ini butuh  gerak dan aksi cepat. Keterlibatan santri dalam pembangunan akan mengantar negeri ini menjadi  negeri yang rohmatan lil alamin dan diberkahi” kata Dr Ahmad Iwan Zunaih, politisi muda  Nasdem  yang berangkat dari dapil Jatim XIII meliputi Gresik dan Lamongan.

Tema besar  Santri Siaga Jiwa dan Raga yang diusung pada peringatan HSN 2021 ini memiliki makna bahwa santri di seluruh Indonesia harus selalu siap siaga untuk menyerahkan jiwa dan raga guna membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia.  Sementara tema HSN tahun lalu  Santri Siaga Jiwa dan Raga  lebih mengesankan konrtribusi riel para santri dalam pesantren yang besar dalam upaya penanganan pandemi . Bagaimana peran pesantren yang mendukung target herd community penerintah dengan taat prokes dan program percepatan vaksinasi di seluruh  pesantren  yang ada di Jatim

Lulusan Universtas Az Zaitunah, Tunisia,  ini berpesan agar  santri tidak melulu fokus berkutat hanya di bidang keagamaan dan politik saja. Tetapi hendaknya  merambah bidang bidang ilmu pengetahuan lain sehingga mampu berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan.  Sehingga memberikan nilai manfaat lebih.

“Ke depan saya berharap santri makin berbenah bertranformasi menjadi  santri yang adaptif  terhadap kebutuhan zaman. Melek tehnologi, mahir digitalisasi, piawai membidangi ilmu khusus, intinya santri berkemajuan agar mampu memenangkan persaingan zaman. Hadirnya pesantren  pesantren virtual,  efektif  mengantipasi  maraknya  propaganda dari kelompok Islam radikal melalui medsos. Kemampuan menguasai tehnologi informasi yang mumpuni bagi santri maka ia akan mampu berperang secara virtual untuk melibas konten konten  yang nerussaha menyusupkan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan jati diri bangsa. Santri harus semakin produktif mengimbangi produk konten untuk menetralisir serbuan konten negatif.   Hal ini sebagai bentuk kontribusi santri terhadap stabiilitas  dan  keamanan generasi muda dari pengaruh  kelompok-kelompok radikal. Karena ini sangat berbahaya baik bagi pengaksesnya, maupun nasib ke depan bangsa ini. Ke depan bagaimana pesantren mampu mencetak santri yang solutif bagi problem bangsa dan adaptif terhadap  tuntutan zaman”. tutur anggota komisi B DPR Jatim ini, (nora) .

 

Related posts

Jelang Lebaran, Bupati Sidoarjo Sidak Mamin

Rizki

Diapresiasi Kemenkum HAM Jatim, Lapas Surabaya Runner-up Pengelolaan Anggaran

Rizki

Muzammil Syafii Serap Aspirasi Pengusaha Mebel Pasuruan

neodemokrasi