Neo-Demokrasi
Opini Politik Pemerintahan

Menggali Talenta SDM Berkualitas Melalui Program Vokasi Sebagai Implementasi Kegiatan BKM

Dr. Dewi Urip Wahyuni SPd.,MPd.,SE.,MM

Kebutuhan terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia tidak akan ada henti-hentinya karena Sumber Daya Manusia merupakan asset yang harus dimiliki oleh berbagai jenis instansi dari pihak pemerintah maupun swasta. Selain itu dunia usaha terus berkembang secara global dan semakin meningkatkan kompetisinya di antara para pengusaha yang terlibat di dalamnya. Khususnya pihak swasta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap penyerapan Sumber Daya Manusia melalui berbagai usaha bisnis yang ada untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di masyarakat sehingga daya beli masyarakat semakin meningkat.

Peningkatan penyerapan calon tenaga kerja baik yang menitik beratkan kepada soft skill maupun hard skill diharapkan oleh semua pihak demi tercapainya kesejahteraaan msyarakat. Penyerapan tenaga kerja tergantung sejauh mana menggeliatnya iklim bisnis sehingga kebutuhan SDM akan selalu berkorelasi dengan pertumbuhan bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Meskipun sudah hampir satu tahun pandemi Covid 19 berlangsung kita yakin untuk kedepannya iklim bisnis tetap akan menjanjikan dapat tumbuh secara signifikan sesuai kondisinya. Untuk menjawab tantangan tersebut kita harus berfikir dari aspek lain yaitu SDM apakah selalu siap untuk menghadapi kondisi New Normal karena dari berbagai strata pendidikan yang ada mulai dari SMA,SMK, D3 s/d D4,S1 dan seterusnya masih banyak yang belum memperoleh kesempatan mendapatkan pekerjaan. Khususnya untuk program SMA,SMK dan D3 (berbagai profesi) memerlukan peningkatan knowledge dan skill yang memadai, sesuai dengan talenta yang dimiliki oleh para anak didik tersebut.

Permasalahannya adalah bagaimana cara-cara untuk menggali talenta siswa-siswa tersebut sehingga sesuai dengan passionnya dan ketrampilan yang dimilikinya tentunya jawabannya adalah melalui pendidikan vokasi. Untuk mendukung adanya Belajar Kampus Merdeka Maka pendidikan vokasi diperlukan karena untuk menggali talenta siswa yang bersangkutan. Pendidikan vokasi merupakan proses dalam program jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja berdasarkan keahlian dan ketrampilan di bidangnya serta siap bekerja apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Dalam operasionalnya program pendidikan vokasi membutuhkan mitra kerja yaitu pihak industri, untuk memperkuat dan memperkaya kualitas dan kurikulum pendidikan yang dibutuhkan. Mengapa pihak industri harus terlibat karena sebagai pengguna atau user tentunya berkeinginan untuk memperoleh calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi dan terukur. Berkaitan dengan adanya proses link and match diharapkan adanya sinergi antara kedua belah pihak antara dunia pendidikan tinggi dan pihak industri dalam melahirkan SDM yang bertalenta dan berkuliatas sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Pihak pemerintah harus dapat memfasilitasi kedua belah pihak antara institusi pendidikan vokasi dan industri sehingga saling memperkuat terlahirnya SDM yang memiliki kemampuan, ketrampilan yang tersandar serta relevan atau sesuai dengan bidangnya masing-masing (adanya kesesuaian proses pembelajaran di perguruan tinggi dalam hal ini vokasi dengan dunia usaha baik trading, manufaktur maupun jasa).

Hal-hal yang perlu ditanamkan sejak dini pada pendidikan Vokasi

Menggali talenta pada diri seseorang siswa tidak semudah melihat wajah yang terlihat pada cermin, karena yang kita gali adalah hal-hal yang bersifat soft  maupun hard yang tertanam pada diri seseorang. Ada beberapa aspek yang dapat dipakai sebagai indikator untuk mengetahui talenta seseorang antara lain :

  1. Kepada yang berangkutan diminta untuk mengenali dirinya sendiri lebih dahulu sehingga dapat mengevaluasi dirinya mengenai : a) Tujuan hidupnya b) Hal apa saja yang dapat menimbulkan kebahagiaan dan kesedihan yang selama ini pernah dialami.
  2. Pengalaman apa saja yang pernah dialami sehingga memberikan kesan berhasil atau tidak berhasil dalam proses pendidikan formal maupun nonformal.
  3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang bersangkutan, hal ini perlu dilakukan sehingga ketika nantinya menghadapi masalah kehidupan tidak merasakan adanya tekanan atau sesuatu yang dapat membuat cemas dan stress dalam menghadapinya.
  4. Adanya keterbukaan dan bisa menerima pandangan orang lain dalam mencari kebenaran yang dapat dipakai untuk memperbaiki diri.
  5. Dapat menyeleksi kritikan yang konstruktif atau dekstruktif untuk kepentingan pengembangan diri.
  6. Disarankan untuk selalu siap menghadapi hal-hal yang baru tanpa adanya rasa ketakutan akan akibatnya sehingga tidak merasakan aneh ketika menemukan terobosan-terobosan yang menghasilkan sesuatu ide-ide baru yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain tetapi muncul dari diri kita sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.
  7. Mengerjakan pekerjaan dengan kesungguhan secara total untuk menghasilkan karya yang menjadi keahlian dan karena talenta yang dimilikinya.
  8. Belajar terus menerus untuk meniningkatkan skill dan knowledge secara berkesinambungan sesuai dengan kompetensi.
  9. Mengerjakan urusan beribadah dengan Sang Khalik secara baik dan benar sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Pengakuan Kompetensi

Ketika pendidikan vokasi berjalan sampai dengan akhir proses di mana yang bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan vokasinya tentunya memerlukan evaluasi apakah sudah tercapai kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhannya. Untuk hal ini membutuhkan standar komptensi sesuai dengan jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh masing-masing jenis kompetensi yang bersangkutan. Sertifikasi untuk masing-masing mahasiswa D3, D4 dapat dilakukan dengan mengevaluasi proses pembelajaran praktikum di dunia industri yang dipantau secara langsung oleh para supervisi (yang tersertifikasi)  pada pendidikan vokasi yang mengikuti sejak dari awal proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun pada saat di luar kelas melakukan praktikum nyata di dunia industri.

Pendidikan vokasi menjadikan salah satu model proses belajar mengajar dalam Belajar Kampus Merdeka untuk menghasilkan kualitas SDM yang cepat siap kerja dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dunia industrri serta semakin memasifkan tersedian tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pada era industrial 4.0 yang serba Digital System. Stake holder yang ada di Dunia Pendidikan, Industri dan Pemerintah secara silmultan saling memperkuat keberadaanya dengan melakukan sertifikasi profesi Program Vokasi sesuai di bidangnya masing-masing melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang sudah ada.(*)

Related posts

Pembelajaran Daring di Masa Pandemi, Efektifkah?

Rizki

PCNU Sidoarjo Larang Penggunaan Atribut di Agenda Politik

Rizki

Bupati Mojokerto Minta ASN Cakap Berinovasi

neodemokrasi