Neo-Demokrasi
Jatim Politik Pemerintahan

Jatim Masih Punya PR Jumlah Angka Kemiskinan dan IPM yang Rendah

H Muzammil Syafii, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Jatim

Pasuruan.NEODEMOKRASI.COM. Mengacu  aturan hukum, agenda akhir tahun bagi Pemerintahan Provinsi adalah menyusun RAPBD untuk tahun depan atau tahun 2022, melalui agenda kesepakatan penyusunan KUA ( Kebijakan Umum Anggaran) dan PPAS ( Prioritas dan  Plavon Anggaran Sementara) antara Gubernur dan DPRD sebagai landasan penyusunan RAPBD  Jatim. Seharusnya menurut jadwal harus dilakukan pada minggu kedua bulan Agustus  tahun berjalan.

“Pertama saya menyampaikan ucapan selamat  HUT  Jawa Timur   ke 76 dengan berbagai keunggulan dan keberhasilan  di bawah kepemimpinan Ibu Gubernur Chofifah.  Yang paling membanggakan,  Jawa Timur sudah menjadi Provinsi dengan 0 kematian  akibat covid 19. Artinya,  Pemprov sukses dalam pengendalian covid 19 selama ini dan sudah ion the track. Langkah ini perlu dipertahankan dan semua bersinergi dalam menangani covid tersebut.  Juga selamat atas kontingen  Jatim yang sukses menduduki runner up  di bawah Jabar dalam perolehan medali di Pon XX Papua 2021.  Dengan perolehan medali emas 83, Perak 67 dan perunggu 60 , tinggal selangkah lagi bisa menjadi juara umum, semoga berhasil. Dan banyak lagi prestasi yang bisa diraih Jatim yang diberikan oleh Pemerintah Pusat” papar  H Muzammil Syafii MS.i membuka perbingcangan.

“ Namun demikian sampai saat ini belum diajukan  eksekutif kepada DPRD dan saya yakin pembahasan RAPBD tahun 2022 akan molor dari jadwal  yang seharusnya. Biasanya disahkan pada tanggal 10 Nopember tapi saat ini  rasanyaa tidak memungkinkan dan dipastikan meleset dari jadwal. Pembahasan RAPBD menurut kebiasaan dilakukan selama 1 bulan. Tapi sampai tanggal 11 hari ini masih juga belum diajukan oleh Gubernur. Saya berharap dalam pembahasan RAPBD tahun 2022 tdk seperti membahas perubahan RPJMD dan P ABD yang hanya dialokasikan 7 hari.”  tambah ketua fraksi Nasdem DPRD Provinsi Jatim ini.

Ditambahkan politisi senior  Nasdem ini, molornya pembahasan Perubahan RPJMD  ini berimplikasi terhadap jadwal  kerja dan aktifitas  berikutnya  yang ikutan terlambat. karena RPJMD sebagai pedoman penyusunan program program yang disusun oleh Gubernur dan diwujudkan dalam bentuk angka di dalam APBD, Ketika penyusunan ini  lambat. Maka  menyebabkan mundurnya semua aktivitas yang ada berikutnya.

Untuk itu anggota DPRD Jatim meminta pembahasan RAPBD dialokasikan waktu yang cukup luas sehingga bisa mengkritisi seluruh program yang disusun untuk satu tahun ke depan secara tuntas. Membahas uang puluhan bahkan Ratusan Milyart di satu OPD  mustahil bisa   dibahas  dan selesai dalam 30 menit. Inilah kelemahan kinerja Pemprov dalam menyusun rencana dan juga merealisasikan anggaran yang patut disayangkan.

“Oleh karenanya saya berharap Gubernur segera mengajukan Rancangan KUA PPAS dan segera mengajukan Nota Keuangan APBD tahun 2022 sehingga DPRD leluasa membahas dengan tidak berpedoman harus didok pada tanggal 10 Nopember, sehingga  kita bsa membahasnya betul betul rigid dan lebih konphrehensif.  Saya tidak tahu apa  kendalanya sehingga sampai sekarang belum diajukan padahal provinsi lain sudah banyak memulai pembahasan APBD 2022. “  imbuh caleg Nasdem yang berangkat dari dapil Jatim II meliputi Pasuruan=Probonggo.

Ia juga memberikan catatan khusus  terhadap 2 hal  yakni, terkait  jumlah kemiskinan  yang masih tinggi di Jatim dan  peningkatan IPM  Jatim yang menjadi PR untuk segera dicarikan solusinya. Sampai saat ini, Jaatim  masih memiliki banyak  kendala dalam menyelesaikan  problem penanganan Kemiskinan dan  peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia)  Jawa Timur jadi perlu untuk lebih ditingkatkan.. Kemiskinan Jawa Timur masih 11, 09 masih cukup tinggi bila dibandingkan nasional. Dan IPM Jatim masih terendah di Jawa bila dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di  pulau Jawa.. Oleh karenanya perlu ada kiat kiat cerdas dan terpadu semua pihak baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota dan Kabupaten se Jatim karena itu merupakan akumulasi dari kondisi  Jawa Timur.

“Perlu ada sinergitas  antara  Pemprov dan Pemkab/ Pemkot  se Jawa Timur dengan mengalokasikan dana yang cukup dan program bersama dalam menurunkan angka kemiskinan dan menaikkan IPM . Tentu ada  beberapa faktor yang akan mendorong terwujutnya  berkurangnya kemiskinan dan kenaikan IPM di Jatim. Yakni faktor  Ekonomi, Kesehatan dan Pendidikan yang terkena imbas pandemi paling parah .  Untuk itu  butuh  kerja keras dan cerdas  untuk menaikkan 3 sektor  signifikan ini..” tutupnya.(nora)

 

 

Related posts

Biaya Tes Kesehatan dan Psikologi SIM Dikeluhkan Masyarakat

Rizki

Agendakan Pertemukan Pelaku UKM dengan Dinas Perijinan  dan Pemodal

neodemokrasi

Wujutkan Santri yang Solutif bagi Problem Bangsa, Adaptif terhadap Tuntutan Zaman

neodemokrasi