Surabaya.NEODEMOKRASI.COM.Program percepatan vaksinasi di beberapa wilayah di Jatim, memberikan efek positif dalam menurunkan status level PPKM di masing masing daerah. Berdasar data dari assesment situasi Covid-19 yang dirilis Kemenkes RI saat ini ada 6 wilayah di Jatim yang berstatus PPKM Level 1, Yakni, Gresik, Pasuruan, Lamongan., Sidoarjo, Banyuwangi dan Jember. Jatim juga sudah bebas zona merah dan terlepas dari status PPKM level 4. Senyampang vaksinasi terus digencarkan, masyarakat tidak boleh lengah prokes. Karena masih ada 19 kota/kabupaten yang masih berstatus level 2, dan 13 lainnya berstatus lebel 3. Untuk itu masyarakat diharapkan tetap disiplin dalam mererapkan prokes, tertip gerakan 5M dan 3M.
Kabupaten Lamongan, adalah kabupaten yang paling awal dan berhasil memecahkan rekor PPKM Level 1 di Jatim. Status ini juga menjadikam Kabupaten Lamonngan menjadi peoneer di pulau Jawa. . Perbaikan status ini diperoleh, setalah data assesment yang dirilis Kementerian Kesehatan terjadi kondisi penurunan kasus covid-19 yang signifikan di wilayah Lamongan. drastis. terjadi Ini fakta menarik mengingat tradisi dan budaya masyarakat Lamongan yang agamis dan gemar menggelar kegiatan kegiatan jam’iyah (perkumpulan) secara konsisten selama masa pandemi.
“ Memang masyarakat Lamomgan masih aktif menggelar jam’iyah jamiyah pengajian, tapi harus diingat bahwa kesadaran masyarakat untuk bersama sama menjaga dengan menerapkan prokes ketat selama beraktifitas, juga sangat tinggi. Jadi kami tidak sekedar melakukan ihtiyar dhohir saja, tapi juga batin. Insya Allah hal ini juga yang menjadi salah satu kunci terciptanya kondisi stabil dan kondusif dari virus covid-19 di Lamongan. Tentu saya sangat mengapreasi gerakan pemerintah dalam menerapkan program PPKM di wilayah kami. Jadi ini hasil positif yang didapat dari sinergi solid antara masyarakat Lamongan yang patuh prokes, antusias melakukan vaksinasi, dan pemerintah , yang mewujutkan pencapaian status PPKM Level 1 ini” ‘ kata Dr Ahmad Iwan Zunaih, Anggota Komisi B, DPRD Jatim dari fraksi Nasdem.
Gus Iwan Zunaih yang juga menjadi salah satu pengurus di pondok pesantren terbesar di Jatim, PP Sunan Drajat ini juga berharap status Level 1 ini akan stabil. Sehingga masyarakat Lamongan yang mayoritas petani dan berkebun bisa menjalankan aktifitas sehari harinya dengan tenang tanpa rasa was was. Kelancaran aktfitas masyarakat untuk kembali melakukan aktifitas normal akan menstimulasi pertumbuhan ekonomi di wilayah Lamongan. Ia juga berharap pemerintah jangan hanya gembor gembor masalah dhohir saja tapi harus diimbangi himbauan memperkuat ihtiyar batin.
Masih menurut lulusan Universtas Al Zaituna, Tunisia ini, pada dasarnya phobia masyarakat akan tertular virus covit-19, justru yang menjadi bumerang bagi masyarakat itu sendiri .Karena orang bisa terserang penyakit itu kembali kepada jiwa dan keyakinan masing masing. Meskii fisiknya sehat tetapi lemah secara psikis, bisa saja akhirnya tertular. Sebaliknya lemah fisik tapi memiliki optimisme tinggi, insys Alloh ia akan baik baik saja.
“ Saran saya tetap jaga kondisi kesehatan masing masing, jangan phobia, jangan pula abai dan sembrono. Dalam beraktifitas tetap berpedoman pada Inmendagri Nomor 39. Perkuat diri masing masing dengan ihtiyar dhohir dan batin agar tercipta imunitas tubuh yang tangguh. Karena virus apapun itu tidak akan mempan pada tubuh dengan kondisi antibodiy bagus. Nah salah satu upaya mendukung terbentuknya antibody yang kuat adalah dengan memenej keseimbangan kesehatan lahiriah dan batiniah” saran bapak 5 anak ini.
Sikap positif , patuh prokes ketat dan semangat berihtiyar juga diterapkan di lingkungan santriwan santriwati PP Sunan Drajat. Hasilnya meski tetap konsisten mengaplikasikan model pembelajaran PTM sejak awal pandemi hingga saat ni. Pesanten ini tetap steril dari covid-19. Bukan berarti zero accident . Program WAB Antigen ke 200 santri yang digelar sebelumnya ditemukan 3 positif. Tetapi setelah dideteksi., yang terpapar ini ketahuan baru pulang dari daerah masing masing.
“ Di pesantren kami cukup aware dan antisipatif terhadap bahaya virus corona. Baik menyediakan ruang isolasi mandiri secara khusus , maupun upaya tracing dengan swab Antigen. Demikian juga program percepatan vaksinasi total bagi setiap individu yang terlibat di pesantren. Baik pengasuh, jajaran pengurus, ustadz ustadzah, peserta didik , tukang masak sampai satpam. Fokus kami lebih pada pengetatan akses para tamu dari luar yang mau masuk ke pondok,” tutupnya.(nora)