Neo-Demokrasi
Opini

Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia pada Era Pandemi Covid-19

Oleh: Muktar Redy Susila, S.Si., M.Si.

Virus Covid-19 pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019. Kemudian,  ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga saat ini virus tersebut telah menyebar ke seluruh dunia.

Menurut data WHO per 11 September 2020, jumlah manusia yang terpapar Covid-19, yaitu sebanyak 27.933.388 orang dan yang meninggal 905.181 orang. Virus tersebut memberikan dampak ke banyak sektor. Selain sektor kesehatan, sektor yang menjadi sorotan lainnya, yaitu sektor ekonomi. Para pemimpin negara berusaha untuk mengendalikan dua sektor tersebut semenjak virus Covid-19 menyebar di dunia.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, namun faktor utama yang paling berpengaruh adalah Produk Domestik Bruto (PDB), yang juga dikenal sebagai Gross Domestic Product (GDP). PDB merupakan gambaran total produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu periode.

Produk Domestik Bruto inilah yang kemudian akan dijadikan tolak ukur dalam perhitungan laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi per tahunnya dapat dihitung sebagai gambaran perkembangan laju pertumbuhan, dan juga sebagai gambaran untuk melihat seberapa kuat suatu negara dari segi pertumbuhan ekonominya.

Tingkat pertumbuhan perekonomian ditunjukkan dalam bentuk persen, dan periode yang digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi adalah satu tahun. Rumus sederhana yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi, yaitu (PDBt – PDBt-1)/ PDBt-1 dikalikan dengan 100 persen.

Semenjak Covid-19 menyebar diseluruh dunia, banyak negara mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang negatif. Artinya PDB pada periode sebelumnya lebih besar pada PDB periode sekarang. International Monetary Fund (IMF) memberikan data proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 dan 2021.

Berikut adalah timeseries plot dari laju pertumbuhan ekonomi dunia tahun 1980 hingga proyeksi tahun 2020 dan 2021.

Dapat dilihat pada timeseries plot tersebut pada tahun 2020 merupakan laju pertumbuhan ekonomi terburuk. Proyeksi IMF laju pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2020 yaitu -3 persen.

Berbanding terbalik dengan proyeksi tahun 2021, laju pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun tersebut akan tumbuh sebesar 5,8 persen. Angka proyeksi tahun 2021 tersebut akan terjadi dengan asumsi pandemi Covid-19 sudah mereda.

Selanjutnya timbul pertanyaan, negara mana yang laju pertumbuhan ekonominya paling tinggi dan negara mana laju pertumbuhan ekonominya yang paling rendah pada tahun 2020 dan 2021?.

Menurut data IMF, negara yang akan memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling tinggi pada tahun 2020 ,yaitu negara Guyana dengan angka laju pertumbuhan ekonomi sebesar 52,8 persen. Sedangkan yang paling rendah pada tahun 2020, yaitu negara Libya dengan angka sebesar -58,7 persen.

Pada tahun 2021, Libya diproyeksi akan bangkit dan menjadi negara yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling tinggi di dunia dengan angka 80,7 persen. Sedangkan negara yang paling rendah laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021, yaitu negara Venezuela dengan angka -5 persen.

Bagaimana dengan proyeksi untuk negara Indonesia?. Indonesia pada tahun 2020 diproyeksi akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5 persen dan pada tahun 2021 diproyeksi akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,2 persen.

Pertanyaan selanjutnya, Bagaimana laju pertumbuhan ekonomi dari negara Amerika Serikat dan China?. Amerika Serikat pada tahun 2020 diproyeksi akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi sebesar -5,9 persen dan pada tahun 2021 diproyeksi akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7 persen.

Sedangkan China pada tahun 2020 diproyeksi akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1,2 persen. Pada tahun 2021 diproyeksi akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi sebesar 9,2 persen.

Secara umum proyeksi dari IMF pada tahun 2020 hampir semua negara di dunia akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi negatif. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Pada tahun 2021 menurut proyeksi IMF, laju pertumbuhan ekonomi akan bangkit.

Semua proyeksi tersebut sangat tergantung dengan penanganan virus Covid-19. Apabila Covid-19 pada tahun 2021 semakin parah maka dapat dipastikan proyeksi tersebut dapat meleset jauh.(*)

Related posts

Dosa Lingkungan Khofifah dan Dua Perda Kejar Tayang Jelang Lengser

Rizki

Pilkada di Masa New Normal

neodemokrasi

Aplikasi Pemodelan Statistika dalam Bidang Manajemen

neodemokrasi