Dampak wabah virus corona (covid)-19 dapat dirasakan pada berbagai aspek kehidupan dibidang pendidikan, bisnis, ekonomi dan sumberdaya manusia. Pebisnis harus berpikir dalam memasarkan produk, pendidik harus mengubah metode pembelajaran sehingga dapat transfer knowlege dari pendidik kepada siswa, individu sebagai sumberdaya manusia harus meningkatkan skill dan stategi sebagai strategi agar mampu bertahan ditengah pandemi virus corona. Khusus di bidang pendidikan pola pengajaran dalam waktu yang cukup singkat, mengalami suatu perubahan yang luar biasa, apalagi ketika diberlakukan social and physical distancing, dalam bentuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Untuk kesuksesan program pendidikan khususnya suatu perguruan tinggi perlu dipersiapkan segala aspek, baik secara individu maupun secara organisional. Persiapan yang dilakukan oleh setiap induvidu harus mempersiapkan diri dalam menghadapinya, agar dapat survive dan mampu untuk melakukan transformasi di berbagai bidang mengubah kebiasaan (habits) yang diperlukan berbagai perpaduan unsur yang meliputi beberapa aspek antara lain: pengetahuan apa yang diperlukan, bagaimana cara dan ketrampilan apa yang diperlukan agar mampu melakukan transfer knowledge, dan keinginan apa dan bagaimana yang diharapkan dapat terwujud pada anak didik.
Agar dapat terjadi peningkatan kemampuan individu pada masyarakat maka perlu mewujudkan momentum yang positip dalam berbagai bidang diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi serta kebijakan transformasi ekonomi dengan meningkatkan kemampuan dalam berbagai bidang antara lain perlunya penguasaan teknologi, ketrampilan di berbagai bidang, sehingga dapat diwujudkan dalam pembentukan wirausahawan baru (Yusuf Kalla)
Adanya Pandemic Covid-19 sangat berpengaruh pada dunia pendidikan, pendidikan harus tetap berjalan, transfer knowledge tidak boleh berhenti, maka harus melakukan suatu perubahan dalam metode pembelajaran, dengan terpaksa semua civitas pendidikan harus mengubah dan memaksa seluruh elemen pada perguruan tinggi untuk melakukan inovasi baru dibidang pendidikan dan pembelajaran dari sistem tradisional yaitu dengan cara tatap muka antara dosen dan mahasiswa, guru dan murid nya melakukan suatu perubahan system pembelajaran dengan metode online atau pendidikan dengan menggunakan pembelajaran daring.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi agar dapat merealisasikan pelaksanaan pendidikan secara daring antara lain:
- Perlunya penyediaan investasi dibidang teknologi digital
- Meningkatkan kemampuan individu, khususnya tenaga pendidik yang berkaitan dengan menguasaan dan penggunaan teknologi.
- Bagi seluruh unsur pendidikan yang meliputi manajemen perguruan tinggi, dosen, karyawan mahasiswa dituntut untuk dapat mampu menggunakan teknologi.
Dalam rangka merealisasikan Pendidikan secara daring diperlukan waktu untuk menyesuaikan dan membangun kapabilitas technology kemampuan dosen, dan mahasiswa dalam menggunakan teknologi dengan melakukan transver knowledge dengan memberikan training, literasi digital dan upgrading session
Sistem Pendidikan secara daring harus dilakukan dan perlu dikelola dengan baik disebabkan beberapa hal antara lain:
- Merupakan competitive advantage perguruan tinggi.
- Proses digitalisasi pembelajaran di dunia perguruan tinggi berjalan sangat cepat
- Teknologi adalah pemicu perubahan, tetapi desakan konsumen (mahasiswa, dosen, dan industri) juga mendorong perguruan tinggi untuk segera melakukan perubahan.
- Harus sukses karena apabila mengalami kegagalan maka perguruan tinggi akan kehilangan momentum.
Di samping unsur individu juga diperlukan unsur organisasi berupa dukungan organisasi yaitu POS. Konsep utama POS adalah hubungan timbal balik (Gouldner, 1960). Sedangkan Organizational Support Theory menyatakan bahwa anggota organisasi yang merasa bahwa organisasinya telah memberikan dukungan padanya, maka anggota organisasi tersebut akan memberikan dan mengaganti perlakuan tersebut dengan perilaku dan sikap yang mendukung organisasi (Rhoades dan Eisenberger, 2002). Hal tersebut juga diperkuat dengan Social Exchange Theory yang menyatakan bahwa adanya hubungan timbal balik dari anggota organisasi untuk membalas dukungan organisasi dengan jalan membantu mewujudkan tujuan dan pencapaian organisasi (Organ et al., 2006)
POS dikembangkan oleh Rhoades dan Eisenberger (2002) yang menyatakan bahwa terdapat persepsi positif yang diterima oleh karyawan dalam organisasi adalah:
- Valuation of employee’s contribution adalah merupakan persepsi karyawan pada organisasi yang dapat meningkatkan rasa percaya diri karyawan yang disebabkan aleh pemberian penghargaan yang diberikan oleh organisasi pada kontribusi yang telah diberikan oleh perusahaan.
- Care of Employees’ wellbeing yang merupakan persepsi karyawan atas perhatian yang dinerikan organisasi pada kwalitas kehidupan mereka.
Dosen maupun karyawan yang mendapat dukungan organisasi cenderung menunjukkan sifat dan suasana hati yang bahagia dan positif, dengan dukungan tersebut dapat meningkatkan terwujudnya employe performance. Penyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Lestariningsih (2017) yang menyatakan bahwa POS berpengaruh signifikan dan positif terhadap performance dosen. Sedangkan dukungan penelitian lain telah dilakukan oleh (Chen, Z et al., 2009), Cullen et al., (2014), Byrne dan Hochwarter (2008) yang menyatakan bahwa POS berpengaruh positif dan signifikan terhadap employe performance.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlu adanya dukungan yang terus menerus dilakukan oleh organisasi kepada dosen, dengan diwujudkan dalam bentuk penghargaan kepada dosen yang berprestasi dan peningkatan kesejahteraan pada dosen sehingga adanya rasa bangga terhadap prestasi yang dapat dicapai oleh dosen maupun pendidik yang berperan dalam meningkatkan martabat Bangsa dan Negara Indonesia tercinta.
Refferensi:
- Byrne, Z.S. dan Hochwarter, W.A. 2008 Perceived Organization Support and Performance: Relationships across levels of organizational cynicism. Journal of Managerial Psychology, 23(1),54-72.
- Chen, Z., Eisenberger, R., Johnson, K.M. Sucharski, L.L, Aselage, J. 2009. Perceived Organizational Support and Extra- role performance: Wich leads to which? The Journal of Social Psychology, 149(1), 119-124.
- Goulner, A.W.1960.The norm of reciprocity: A preliminary Statement, American Sociological Review, No.25, pp.161-178.
- Lestariningsih, M. 2017. Self Efficacy, Achievement Motivation, Effective Commitment dan Pengaruhnya terhadap Performance dengan moderasi Percieved Organizational Support. Studi pada dosen Perguruan Tinggi Swasta terakreditasi A Kopertis Wilayah VII. Jawa Timur. Disertasi. Program Doktor. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.