Neo-Demokrasi
Headline Kesra

Kabupaten Klungkung Belajar Kelola Sampah di Sidoarjo

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung I Ketut Suadnyana (pakai topi putih) berkunjunga ke TPA Jabon.

Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Inovasi pengolahan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA) Jabon, Kabupaten Sidoarjo menarik bagi sejumlah pemerintah daerah untuk meniru. Di antaranya adalah bagi Pemkab Klungkung dan Jembrana Bali.

Rabu (14/9) sejumlah pejabat dari dua kabupaten di Bali itu juga telah berkunjung ke TPA Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Mereka datang untuk menyaksikan langsung proses pengolahan sampah-sampah di TPA. Termasuk mempelajari mesin beserta spesifikasinya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung, I Ketut Suadnyana mengungkapkan, ia sengaja datang jauh-jauh dari Bali karena kepincut dengan inovasi pengolahan sampah. “Ada rekayasa teknologi. Residu yang biasanya tidak bisa di olah, tapi di sini bisa,” jelasnya.

Ia menambahkan, sebelum ke Sidoarjo, pihaknya telah banyak mendapat informasi dari media dan kiriman video terkait pengolahan sampah di Sidoarjo. Karena itu ia bersama pejabat lain penasaran untuk menyaksikan langsung. “Kami akan amati, tiru, dan modifikasi (ATM) di Bali,” terangnya.

Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia dan Founder Bali Waste Cycle, Putu Ivan Yunatana yang ikut mendampingi rombongan menambahkan, sebagai stakeholder yang bekerjasama dengan Pemkab Jembrana, ia juga tertarik dengan penggunaan teknologi di TPA Jabon. “Replika yang ada di Sidoarjo akan kami bawa ke Klungkung,” urainya.

Ivan menambahkan, pengolahan sampah di Sidoarjo sudah cukup terkenal di antara sejumlah daerah di Indonesia. Karena itu, ia berterima kasih bisa melihat langsung proses dan mesin yang digunakan di TPA Jabon Kabupaten Sidoarjo.

Masalah sampah di Jembrana maupun Klungkung juga termasuk isu klasik yang butuh penyelesaian. Kalau dari jumlah memang tidak sebanyak di Sidoarjo. Volume sampah harian di Klungkung ada di angka 90 ton, sementara di Jembrana di angka sekitar 168 ton. Kegiatan masyarakat dan jumlah penduduk jadi salah satu faktor yang membedakan besaran volume sampah.(dan)

Related posts

34 Napi Risiko Tinggi Dikirim ke Nusakambangan

Rizki

Sebanyak 1.225 Mahasiswa ITS Ikuti KKN Abmas di Jatim dan NTB

neodemokrasi

Pasar Tradisional di Sidoarjo Mulai Terapkan Digitalisasi

Rizki