Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Hanya bermodalkan bermanis-manis di mulut, seorang pemuda keturunan Madura berhasil menipu para janda serta istri orang sebanyak 15 orang. Kini pria tersebut berhasil ditangkap oleh Polsek Tenggilis Mejoyo setelah menerima beberapa pengaduan dari para korbannya.
Pria yang berperawakan kurus tersebut bernama Lukmanul (30), warga Kedung Mangu. Dalam aksinya dibantu oleh temannya bernama Edi (24), warga Wonosari Wetan. Kini keduanya harus meringkuk di penjara.
Penangkapan tersbeut bermula dari laporan seorang janda bernama Tiara. Dirinya melaporkan ke Polsek Tenggilis Mejoyo setelah ditipu oleh Lukmanul dan Edi sehingga kehilangan Honda Scopy dan handphone. Aksi penipuan terjadi pada 17 Februari 2024 pukul 16.00 WIB.
Pelaku Lukmanul dan Edi menjaring korban dengan berkenalan di aplikasi OMI dengan mengatasnamakan Rifki Alfian. Selama menjaring korban, Lukmanul yang mempunyai aplikasi bernama Rifki Alfian mengunakan foto palsu.
Foto yang terpampang di aplikasi merupakan foto editing berwajah tampan sehingga para wanita mengidamkannya. Lukmanul alias Rifki Alfian memperkenalkan diri bahwa dirinya adalah bujang yang mencari istri tidak cantik namun setia.
Saat jumpa pers, Kapolsek Tenggilis Mejoyo Kompol Mazdaaty Siragih didampingi Kanit Reskrim AKP Aris Nuriyanto memberikan keterangan bahwa setidaknya pelaku telah melakukan aksi penipuan kepada15 korban sejak tahun 2023. “Target yang ditipu adalah para janda dan para istri yang suaminya jarang pulang,” ujarnya, Selasa (2/4).
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Polsek Tenggilis Mejoyo kepada dua pelaku penipuan, mereka mengakui bahwa dengan beberapa tipu muslihat yang dilontarkan pelaku terhadap korban hingga sang korban percaya.
Pelaku Lukmanul berkenalan dengan target korban melalui aplikasi lalu mengajak ketemuan. “Disitu kan pelaku berkata kata manis hingga korban terpancing. Contohnya, salah satu korban diajak bertemu di toko swalayan. Di situ korban diajak ngobrol lalu korban dikasih uang untuk disuruh membeli makanan ke dalam swalayan. Sedangkan handphone atau kunci motor dibawa oleh pelaku. Setelah korban masuk ke dalam swalayan, lantas barang berharga dibawa lari oleh pelaku,” jelas Masdawaty.
Sedangkan pengakuan pelaku, aksi penipuan yang dilakukannya cukup sederhana. “Harus mengerti kelemahan perempuan, yang penting saya bicara halus dan sopan. Memang korban sempat bertanya, kok wajah di aplikasi dengan aslinya tidak sama? Saya jawab karena tidak ada yang merawat sehingga membutuhkan pendamping hidup, dan bisa memberikan uang belanja Rp 100 ribu per hari. Mereka tergiur,” aku Lukmanul.(dan)