Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Menyongsong program pemerintah dalam mempersiapkan kehidupan normal yang baru (new normal), salah satunya yang harus dipersiapkan adalah pondok pesantren (Ponpes). Kebiasaan di pondok pesantren adalah masuknya pada bulan Syawal. Tahun ajaran baru ponpes tidak sama dengan sekolah yang masuk pada bulan Juli.
“Kalau dalam keadaan normal mereka harus masuk satu minggu lagi. Namun kondisi pandemi ini tentunya harus dipersiapkan. Apalagi, kehidupan di pesantren berbeda dengan kehidupan di luar atau komunitas yang lain,” ungkap Ketua Fraksi NasDem DPRD Jawa Timur Muzzamil Syafi’i, Senin (1/6).
Menurutnya, di ponpes mereka hidup bersama selama 24 jam penuh, dengan kondisi luasan yang relative. Ada yang luas, namun ada juga yang sempit. Mereka bermalam di kamar yang kadang bisa diisi oleh penghuni di atas normal.
Ada juga yang pola makannya dilakukan secara berkelompok dengan talam untuk 4 sampai 6 orang, sehingga kayaknya agak sulit melakukan proes jaga jarak fisik (physical distancing),” jelas Muzammil.
Melihat kondisi tersebut, ia menyarankan, pertama, perlu ada penjelasan tentang apa dan bagaimana new normal itu. Apa yang harus dipersiapkan oleh ponpes. Ketentuan-ketentuan yang harus disusun yang diiikuti oleh stakeholder.
“Kedua, dilakukan pemeriksaan kepada seluruh komunitas yang berada di ponpes. Termasuk pengasuh dan keluarganya, para ustad yang berada di lingkungan ponpes, maupun para santri yang akan masuk. Baik lama yang maupun yang baru,” imbuh Muzammil.
Sehingga bisa diketahui secara jelas tentang keamanan mereka dari Covid-19.
Ketiga, perlu ada bantuan terkait dengan fasilitas yang diperlukan oleh pemerintah. Termasuk pemenuhan bahan-bahan makan secara cukup sehingga santri tidak perlu keluar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.(nor/dan)