Neo-Demokrasi
Ekbis

Peranan  Artificial Intelligence ( Kecerdasan Buatan) dalam Organisasi pada Era Perubahan

Dewi Urip Wahyuni (Dosen Tetap STIESIA Surabaya)

Proses perkembangan teknologi hingga memasuki Era Revolusi Industri 5.0 nampak adanya perpaduan antara Human capital dengan New Technology , di mana ke duanya melakukan kolaborasi dengan harmonis atau senyawa sehingga berakibat adanya effisiensi dan efektivitas kerja yang semakin cepat dalam penyelesaiannya.

Mengenai keberadaan AI sebenarnya sudah ada sejak tahun 1956 ketika itu ilmuwan computer John McCarthy dari Universitas Standford, memperkenalkannya melalui penelitian tentang computer dan internet. AI merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia yang berfokus untuk menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dengan memanfaatkan hasil dan dampak teknologi Industri 4.0 (Batubara, 2020).

Pada saat ini ilmu yang berkaitan dengan teknologi sangat begitu cepat perkembangannya dan menuntut kita untuk beradaptasi sehingga proses mengelola organisasi tidak akan terhambat untuk mencapai visi dan misinya. Munculnya kecerdasan buatan yang kita kenal dengan sebutan Artificial Intellegence (AI) maka pekerjaan-pekerjaan tertentu penyelesaiannya dapat di lakukan relatif singkat, sehingga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Masalah AI sebenarnya sudah lama kita kenal namun pemanfaatannya belum secara maksimal dan terukur keefektifannya dalam membantu manusia berproses untuk menghasilkan kinerja.

Pada Revolusi Industri 5.0 berfokus kepada penggabungan teknologi dan manusia serta kebutuhan untuk mengembangkan sistem yang beradaptasi dan merespon perubahan lingkungan dalam aspek apapun yang berkaitan dengan kinerja kelompok maupun individu yang ada di dalam organisasi baik yang bersifat profit oriented maupun nonprofit oriented. Mengenali AI sebenarnya tidak asing bagi kita karena dalam kehidupan sehari-harinya semuanya telah bersinggungan dengan pemanfaatan AI, misalnya dalam perkembangan penggunaan sistem informasi. Saat ini tanpa disadari bahwa tehnologi merupakan kebutuhan keseharian ketika manusia sebagai mahluk sosial melakukan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.misalnya penggunaan internet, smarthphone semakin meningkat mulai dari usia yang terbawah sampai yang pada level dewasa dan orang tua.

Perubahan yang terjadi di masyarakat sosial dapat berupa incremental change atau sporadic change sehingga membutuhkan kesiapan yang dini untuk menghadapi dan mengelolanya, salah satunya dibantu dengan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan (AI) merupakan suatu inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk membantu dan memperlancar tugasnya dalam pekerjaan formal maupun informal serta sebagai alat yang mampu melaksanakan sebagian tugas manusia.

Permasalahan yang ada adalah dalam mengelola organisasi tidak terlepas dengan adanya berbagai faktor yang saling mempengaruhi Artificial Intelligence (AI) misalnya saja budaya organisasi, sikap dan perilaku karyawan yang ada di dalam perusahaan sebagai anggota kelompok atau sebagai individu. Sejauh mana pemanfaatan AI tergantung dari kebutuhan yang paling di anggap utama oleh pengelola organisasi yang mempunyai jabatan strategik misalnya dalam bidang pemasaran tentunya sangat berkaitan dengan pengoperasionalan aspek Digital Marketing.

Pada dasarnya digital marketing merupakan kegiatan pemasaran produk berupa barang atau jasa menggunakan media atau teknologi berbasiskan kepada digital. Sebenarnya antara pemasaran konvensional dengan digital marketing fungsinya sama untuk memasarkan barang atau jasa namun terdapat kelebihan dalam digital marketing yaitu mencari dan bertransaksi dengan konsumen tidak dilakukan secara tatap muka langsung secara phisik tetapi melalui media elektronik. Pada era digital konsumen menghabiskan banyak waktu online. Apabila bisnis ingin bertahan dan berkembang maka bisnis tersebut harus menyesuaikan dengan kebiasaan para konsumen. Media pemasaran ada beberapa macam di antaranya adalah 1) Website 2) Pay Per Click 3) Search Engine Marketing (SEM) 4) Social Media Marketing (SMM) 4) Email Marketing.

Melalui media tersebut maka berbagai aspek kehidupan membuat konsumen semakin nyaman. Hasil survey membuktikan bahwa 55% konsumen yang sudah menggunakan AI merasa nyaman berinteraksi dengan bisnis/perusahaan yang menggunakan teknologi tersebut. Studi bertajuk “What Consumers Really Think About AI : Global Study” ini juga mengungkapkan 38% konsumen setuju bahwa AI di masa depan dapat meningkatkan layanan pelanggan. Dampak AI adalah 1) target pasar lebih luas 2) usaha untuk menaikkan volume penjualan lebih cepat 3) lebih hemat dari segi biaya promosi dan lain sebagainya bila dibandingkan dengan pemasaran konvensional. Strategi pada digital marketing ada dua macam :
1. Push digital marketing : cara menawarkan barang atau produk langsung kepada pelanggan agar cepat terjadi transaksi ketika pelanggan tertarik. Misalnya endorsement produk kepada para influencer, promotion email, atau broadcast WA kepada para konsumen yang pernah membeli produk yang berangkutan.
2. Pull digital marketing promosi yang dilakukan tidak terlalu frontal yaitu untuk meningkatkan awareness serta loyalitas pelanggan misalnya melalui media sosial, liputan media, potongan harga di marketplace

Manfaat AI dalam proses mengelola manajemen di antaranya :
1. Pengkatan effisiensi dan produktivitas dengan melalui otomatisasi dan tehnologi baru
2. Adanya tehnologi yang canggih dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan kepada konsumen.
3. Peningkatan diversifikasi produk sehingga mampu mengimbagi perilaku konsumen yang berubah-ubah      permintannya terhadap varian produk yang ada.
4. Peningkatan terhadap jaminan adanya kecelakaan kerja karena dipergunakannya robotic sebagai alternatif pengganti tenaga manusia.
5. Keberlanjutan perusahaan dapat terjamin dengan adanya IT sehingga dapat mengimbangi adanya infomasi-informasi kedepannya yang berkaitan dengan kinerja perusahan dalam jangka panjang.
6. Peningkatan daya saing terhadap competitor karena adanya AI sehingga mampu menghasilkan inovasi  produk atau produk baru sebagai andalan di pasar potensial.
7. Pengurangan terhadap pencemaran lingkungan akibat adanya pembaruhan proses produksi sehingga   mengurangi resiko terhadap gangguan kesehatan dan kesemalatan kerja.

Berdasarkan manfaat yang ada tentang AI (Artificial Intelligence) tentunya memungkinkan muncul kendala yang dapat kita temui antara lain :
1. Berkaitan dengan penggunaan tenaga robotic sebagai pengganti tenaga manusia akan berimbas kepada     SDM yang bersangkutan (pengurangan tenaga manusia dan terjadi penambahan pengangguran di  masyarakat).
2. Resiko keamaan data dan privasi seseorang.
3. Kadang kala terjadi bias atau ketidak akuratan data bila dibandingkan/dinilai dengan data kualitatif.
4.. Kehilangan data ketika terjadi kerusakan teknis dalam AI yang bersangkutan.
5. Membuat sebagaian manusia malas karena menggantungkan kepada IA dalam menjalankan tugas dan   tanggung jawabnya..
6. Tidak sepenuhnya AI mendukung tugas manusia misalnya Pengambilan Keputusan Akhir dalam  memecahkan   masalah-maslah yang strategik.

Pada akhirnya kita semua dalam mengelola organisasi akan selalu menghadapi perubahan karena uncertainty condition in the future yang disebabkan adanya dinamika perubahan yang simultan terjadi di dunia bisnis global serta selalu adanya perubahan terhadap kebutuhan dan keinginan manusia dalam kehidupannya. Perubahan kita hadapi dan kita kelola secara total demi tercapainya visi dan misi organisasi. Demikian ulasan tentang Artificial Intelligence semoga bisa memberikan inspirasi terhadap manfaatnya bagi pengelolaan proses perubahan.

Related posts

Holding Danareksa Jadi BUMN Spesialis Transformasi Pertama

Rizki

Stimulasi Minat Baca Masyarakat Bangkalan, CSR Bank Jatim Peduli Serahkan Mobil Perpusakaan Keliling

neodemokrasi

PGN Berkinerja Positif, Catatkan Laba USD 196,5 Juta

Rizki