Neo-Demokrasi
Kesra

Kiprah Atok Irawan Menyulap Wajah RSUD Sidoarjo

Direktur Utama RSUD Sidoarjo. dr Atok Irawan SpP dan pengurus Ika UA Sidoarjo dr Berlian Aniek Herlina.

Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Wajah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo saat ini berbeda. Kesan kumuh dan tak teratur kini sirna. Bangunan-bangunan di dalamnya lebih modern. Setiap sudut ada tanaman-tanaman menambah hijau suasana.

Pasien dan penunggu pun lebih nyaman. Ruangan ber-AC dan penataan lokasi yang tertata rapi, menghilangkan kesan angker sebuah rumah sakit.

Di beberapa sudut dinding pun ada beberapa ukiran khas Jawa yang menambah indah suasana. Bahkan, di salah satu lorong, di tengahnya ada musala unik. Terbuat dari bekas lumbung padi tua yang ditata ulang sehingga tampil lebih indah.

Perubahan yang drastis ini tak lepas dari peran dr Atok Irawan SpP. yang menjabat Direktur Utama RSUD Sidoarjo.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) angkatan 1985 ini  harus bekerja ekstra keras.  Sebagai rumah sakit terbesar di Sidoarjo, ia juga harus mampu mengomando rumah-rumah sakit lainnya untuk bersama-sama memerangi pandemi ini.

Salah satu upayanya adalah meningkatkan kapasitas ruang isolasi RSUD Sidoarjo. Dengan langkah cepat, ruang isolasi kini memiliki dua lantai. Semua pasien Covid-19 ditangani di sini. Ada 115 tempat tidur yang disiapkan untuk pasien Covid-19.

“Ada 105 paramedis yang menangani ruang isolasi ini,” ungkap Atok Irawan, Sabtu (2/5).

Direktur Utama RSUD Sidoarjo. dr Atok Irawan SpP menunjukkan foto-foto jadul pimpinan dan staf RSUD Sidoarjo.

Atok Irawan mengajak beberapa pengurus Ikatan Alumni Universitas Airlangga (Ika UA) Cabang Sidoarjo berkeling ke rumah sakitnya. Ditengah kesibukannya, terutama menangani Covid-19, Atok menyempatkan diri memberikan penjelasan soal perkembangan rumah sakit yang berada di Jalan Majapahit, Sidoarjo ini.

Ruang isoloasi berlantai 2 ini juga dilengkapi lift kaca seperti mall pada umumnya. Kesan sebagai green hospital pun tak luput dari perhatiannya. Beberapa tanaman menambah kesejukan. Di tengah-tengahnya ada tempat berjemur di pagi hari. Ada pula musala yang cukup indah.

Usai dari ruang isolasi, rombongan kecil ini kemudian menuju ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Di tempat ini ia menyapa para staf dan petugas medis yang tengah berjaga. Kali ini tak banyak pasien yang berada di IGD.

Ditengah-tengah tinjauannya, Atok menyempatkan menegor beberapa pasien maupun keluarganya yang tak memakai masker dengan benar.  Ia berharap masyarakat bisa membantu mengatasi Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan.

Salah satu bangunan yang menarik di RSUD Sidoarjo adalah perpustakaan. Bangunan ini terbuat dari ukiran gebyok dengan sentuhan etnik Jawa. Perpustakaan ini seperti center of point. Sehingga orang dari sudut manapun bisa memandang gedung perpustakaan yang beratap lancip ini. Di sekitar perpusatakaan juga berdiri gazebo yang juga punya kesan etnik kuat.

Pemberian bantuan APD dari Ika UA Sidoarjo kepada RSUD Sidoarjo.

Untuk menghindari penumpukan pasien Covid-19, Atok juga memberdayakan rumah-rumah sakit rujukan yang ada di Sidoarjo. “Jadi, pasien yang tempat tinggalnya dekat dengan rumah sakit rujukan, ya dirujuk ke sana. Jangan semuanya dibawa ke sini (RSUD Sidoarjo),” ungkap pria yang baru saja merayakan ulang tahunnya pada tanggal 1 Mei ini.

Beberapa rumah sakit rujukan di antaranya adalah Rumah Sakit Siti Hajar, Mitra Keluarga, Siti Khodijah, dan Anwar Medika. Rencananya RS Bhayangkara di Porong juga akan digunakan sebagai rumah sakit rujukan.

Di tangan Atok Irawan, pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana terus digenjot. Parkir motor empat lantai adalah salah satu sentuhan terakhirnya.

Banyak taman dan kolam di dalam rumah sakit ini. Sentuhan ini berpadu dengan nuansa tradisional. Ruang tunggunya  berbentuk joglo. Kursi dan dipan dari kayu yang dapat dimanfaatkan keluarga pasien dengan leluasa. Ada pula ornamen patung dan lampion kuno.

Pria yang pernah masuk 10 nomine terbaik PPT Pratama Teladan 2018 ini memang dikenal sebagai penghobi barang-barang antik. Bahkan, foto-foto jadul staf dan pimpinan RSUD Sidoarjo ia kumpulkan. Semuanya disatukan dalam sebuah bingkai kayu berukir yang berada di lobi masuk rumah sakit ini.

Salah satu obsesi suami Prita Diana Dewi ini adalah mewujudkan RSUD Sidoarjo menjadi rumah sakit tipe A. Menurutnya, saat ini kapasitas tempat tidur di rumah sakitnya 720 bed. Sedangkan salah satu persyaratan Kementerian Kesehatan untuk rumah sakit tipe A adalah 250 bed. Dengan kapasitas melebihi ini, ia yakin dalam waktu dekat bisa mengejarnya.(dan)

Related posts

Lintang Songo Foundation Bentuk Ranger Vaksin

Rizki

Peringati HUT Bhayangkara, Polresta Sidoarjo Adakan Baksos Religi

Rizki

KUR Petani Milenial Bank BJB Dukung Kesejahteraan Petani

Rizki