Neo-Demokrasi
Headline Kesra

Gelar FGD, Prodi AP Umsida Usulkan 5 Rekomendasi untuk Pemkab Sidoarjo

Suasana FGD dengan tema BUMDes Membangun Perekonomian Desa di Kabupaten Sidoarjo.

Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Laboratorium Kebijakan Publik dan Manajemen Pelayanan Publik (MPP) Prodi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menggelar Forum Grup Diskusi (FGD) dengan tema BUMDes Membangun Perekonomian Desa di Kabupaten Sidoarjo.

Acara yang digelar pada Selasa (13/6) tersebut, menghadirkan narasumber Dini Purnawansyah selaku pengamat BUMDes Provinsi Jawa Timur. Tujuan FGD tersebut adalah menganalisis permasalahan dan potensi BUMDes terpilih, untuk dijadikan sebagai dasar penerapan inovasi program di Kabupaten Sidoarjo.

Sekretaris Dosen Prodi Administrasi Publik Hendra Sukmana memaparkan bahwa banyak mahasiswanya yang memilih topik penelitian yang berkaitan dengan BUMDes.  “Saya harap alumni juga harus mewadahi dan menjembatani mahasiswa Prodi AP untuk berdiskusi mengenai isu-isu terkini terkait BUMDes di Indonesia,” papar Hendra.

“Saat ini Kabupaten Sidoarjo memiliki 282 BUMDes. Di antaranya sebanyak 182 BUMDes yang aktif berusaha, 46 BUMDes yang tidak aktif. Selanjutnya, terdapat beberapa bidang yang dijalankan BUMDes Kabupaten Sidoarjo. Di antaranya bidang jasa, kuliner, wisata, perdagangan, perikanan, pertanian, peternakan, dan wisata,” jelas Dini Purnawansyah .

Dini juga mengatakan, selama ini terdapat kesulitan dalam mendirikan BUMDes Kabupaten Sidoarjo saat ini. Yaitu minimnya komitmen pemimpin, minimnya kepercayaan masyarakat, terbatas sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola BUMDes, dan kemampuan pemerintah desa mengendalikan potensi yang sesuai.

Dari hasil FGD tersebut berhasil membuat beberapa rekomendasi. Pertama, pemerintah desa lebih inovatif dan pandai dalam potensi. Kedua, tanah bengkok (aset pertanian) dapat dikelola baik pemerintah desa dan dapat dijadikan BUMDes

Ketiga, konsolidasi seluruh BUMDes di Kabupaten Sidoarjo membangun minimarket secara mandiri. Keempat, mengadakan forum untuk menganalis potensi-potensi bersama stakeholder terkait. Sedangkan kelima, sawah bengkok dapat dijadikan pilot project untuk budi daya sayuran, beras tanpa pestisida, sebagai produk unggulan di Kabupaten Sidoarjo.(dan)

Related posts

Arus Penumpang di Bandara Juanda Naik 42 Persen

Rizki

Selangkah Maju Team Peugeot di WEC Jepang

Rizki

Tiga Hari Hilang, Bocah Ditemukan Jadi Mayat

Rizki