Neo-Demokrasi
Ekbis

Pesta Demokrasi Berkontribusi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Eka Yuliati SE, MSi, Dosesn Tetap STIESIA Surabaya
Walaupun Pemilu masih akan terjadi tahun depan, tetapi suhu politik sudah mulai memanas sejak partai-partai yang mengklaim dirinya sebagai partai terkuat sudah mulai memilih siapa yang akan menjadi calon presiden mereka nantinya. Keriuhan ini ditambah dengan masih teka tekinya siapa calon wakil presiden yang akan mereka usung..
Dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang baik sejak triwulan I-2023 yang mencapai angka 5,03%. Hal ini juga sesuai dengan prediksi Dana Moneter Internasional (IMF), yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencapai 5,0 %. Apabila angka ini dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Brazil, maka nilainya menjadi lebih tinggi dengan angka pertumbuhan yang hanya sebesar 1,6% dan 0,9%. Mengapa penyelenggaraan Pemilu 2024 diprediksi bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi? (1).
Hal ini dikarenakan setelah Pemilu berakhir para elite politik saling bersinergi yang akhirnya bisa menciptakan stabilitas ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat. Pasca pemilu di Indonesia berbeda dengan di luar negeri yang biasanya mengalamai yang namanya Instabilitas, kalau di Indonesia justru kebalikannya. Di Negara kita akan ada sinergi diantara mereka yang menyebabkan keadaan menjadi stabil. Sehingga, dengan keadaan yang stabil akan tercipta pertumbuhan ekonomi.
Terciptanya pertumbuhan ekonomi berasal dari dana kampanye yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan tingkat konsumsi di masyarakat. Kalau dana kampanye ini turun, maka kemampuan daya beli akan meningkat. Ini lah mengapa Pemilu dikatakan sebagai pesta demokrasi. Aspek konsumsi ini bisa menyebabkan kenaikan yang signifikan pada bidang logistic, garmen dan ritel.
Kenaikan pada bidang tersebut dipicu dengan adanya tingkat konsumtif yang merupakan salah satu ciri khas dari konsumen masyarakat di Indonesia. Ada berbagai type konsumen, salah satunya adalah type konsumen impulsif. Type konsumen yang seperti ini dapat membantu dalam meningkatkan penjualan. Hal ini dikarenakan, conversion rate yang dihasilkan dari konsumen impulsif cukup besar.
Biasanya terbesar kedua setelah para pelanggan yang loyal. Umumnya, tipe konsumen ini tidak memiliki daftar belanja tertentu dan membeli barang secara spontan. Misalnya, ketika mereka melihat barang menarik dengan promo yang menguntungkan, mereka akan segera membelinya. Oleh karena sifatnya yang impulsif, strategi direct selling juga bisa menjadi metode untuk menggaet konsumen. Nah,,biasanya setelah pasca Pemilu akan banyak konsumen yang bertypekan impulsif.
Yang ke dua (2) Besarnya suntikan dana (money injection) ke masyarakat. Pada Pemilu 2024 mendatang, diperkirakan kontribusi dan money injection akan bernilai sangat besar. Hal tersebut dikarenakan penyelenggaraan pemilu di 2024 dilakukan secara sekaligus, yakni pemilihan presiden, pemilihan legislatif, dan pemilihan kepala daerah.
Kontribusi dan suntikan dana ke masyarakat itu disinyalir bakal lebih tinggi ketimbang masa pemilu-pemilu sebelumnya, dampaknya akan signifikan pada angka pertumbuhan ekonomi. Tentunya, hal ini juga diimbangi dengan keamanan yang stabil di pasca Pemilu, Semoga , diajang Pemilu tahun depan yang merupakan pesta rakyat, bisa mewujudkan itu semua. Sisi lain dari pertumbuhan ekonomi adalah adanya kenaikan pada faktor investasi. Sisi investasi ini juga menarik untuk dibahas mengingat untuk penyelenggaran dan persiapan Pemilu dan Pemilihan serentak Tahun 2024, KPU telah menganggarkan nilai yang cukup besar .
Dengan nilai yang besar ini dan mungkin masih dianggap terlalu fantastis oleh berbagai pihak, mengingat kondisi keuangan yang belum stabil. Tetapi, dalam sudut pandang yang berbeda , anggaran Penyelenggaran Pemilu mestinya dianggap sebagai sebuah investasi.Mengapa terjadi demikian? Hali ini dikarenakan anggaran yang dipakai untuk melaksnakan Pemilu dan
Pemilihan wakil raktat bukan sekedar anggaran yang habis pakai atau menghabur-hamburkan uang rakyat. Tetapi merupakan investasi yang dikeluarkan Negara untuk pengurangan risiko bencana demokrasi, sehingga dapat menyelamatkan aset yang bernilai lebih besar yakni integrasi bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kalau misalkan Pemilu sampai gagal, nilai kerugian akan sangat tinggi, Karena bisa menyebabkan tatanan kehidupan berpolitik kita menjadi hancur, selain adanya nacaman ancaman dari konflik internal. Oleh karena itu, pihak yang berkompeten harus pandai dalam hal mendistribusikan anggaran Pemilu.

Related posts

XL Axiata Tawarkan Promo Pelanggan Pascabayar

Rizki

Transformasi Digital Secara Masiv, Bank Jatim Sabet Tiga Penghargaan Sekaligus

neodemokrasi

Akuntansi dalam Pembangunan Desa

neodemokrasi