Neo-Demokrasi
Kesra

Kedisiplinan Warga Sidoarjo Menurun Pasca PSBB

Razia tim gabungan di Sidoarjo untuk pencegahan Covid-19.

Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Kasus Corona di Sidoarjo masih bertambah dan saat ini jumlahnya mencapai 1.334 kasus. Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menyebut, kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan menurun pasca-PSBB.

“Kalau menurut saya kedisiplinan warga Sidoarjo sekarang justru berkurang,” kata plt bupati yang akrab disapa Cak Nur, di Hotel JW Marriot Surabaya, Jumat (26/6).

Ia menambahkan, kedisiplinan warga Sidoarjo menurun pasca-PSBB diakhiri. Menurutnya, masyarakat merasa sedikit bebas setelah lumayan lama berdiam diri di rumah.

“Ya semenjak PSBB selesai. Karena masyarakat sudah cukup lama di rumah akhirnya euforia. Ini yang tidak benar.  PSBB berhenti malah euforia. PSBB selesai bukan berarti urusan (pandemi) beres. Saat ini penyebaran masih terus,” imbuhnya.

Cak Nur menjelaskan, tantangan untuk menekan penyebaran Corona di Sidoarjo saat ini ialah kedisiplinan masyarakat. Ia ingin warga menjalankan aktivitas dengan menaati protokol kesehatan Covid-19.

“Ini justru PR (pekerjaan rumah) kita. Tantangan kita. Mereka ingin aktivitas dengan sehat, bekerja, tapi kedisiplinan kurang. Ini PR ya buat kita,” jelasnya.

Terkait PR tersebut, lanjut Cak Nur, pihaknya akan lebih menegakkan kedisiplinan masyarakat. Agar tujuan dari masa transisi new normal tercapai. “Padahal PSBB kita hentikan agar memberi ruang kepada masyarakat. Berupa ruang ekonomi, ruang aktivitas tapi tetap protokol dilaksanakan. Ini yang sebenarnya oke tapi malah gak dilakukan protokol kesehatan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menargetkan angka penurunan Covid-19 di Jawa Timur, khususnya di Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, Gresik) dalam dua pekan. Cak Nur mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan langkah-langkah kuratif.

“Jadi seharusnya kita memandang harus komperhensif. Jangan dilihat hanya kenaikan confirm saja. Bisa saja (tidak naik kasusnya) kalau kita tidak swab. Rumusnya adalah Rate of Transmission. Kenaikan confirm itu ya mohon maaf kalau tidak rapid, swab maka tidak naik,” kata Cak Nur.

Dia menjelaskan, angka kenaikan kasus positif Corona di Sidoarjo disebabkan tes yang masif. Menurutnya, acuan tersukses penanganan Covid-19 adalah Rate of Transmission (RT) dan Attack Rate (AR).

“Tes kita massif juga, kasusnya makanya naik. Kalau ukurannya berhasil atau tidaknya dari perkembangan jumlah Corona, ya kurang bagus. Kalau tidak ada swab ya tidak bagus, tidak muncul hasilnya. AR dan RT adalah acuan yang bagus. Yang pasti setiap saat (kasus Corona) di Sidoarjo pasti nambah terus,” jelasnya.

Untuk antisipasi, Cak Nur akan menambah bed di rumah sakit di Sidoarjo. Namun, Cak Nur menjelaskan ada kendala yang dihadapi oleh Pemkab Sidoarjo. Yakni tempat ruang isolasi khusus di rumah sakit.

“Problemnya memang ruangannya ya karena ruang isolasi khusus itu harus di RS. Menurut saya lebih baik kita melihat keadaan seadanya. Daripada pura-pura tidak tahu, tidak ngapa-ngapain, tapi hakikatnya penyebaran Corona masih luar biasa,” ujarnya.(dan)

Related posts

Wabup Sidoarjo Bantu Pengobatan Bayi Hidrosefalus

Rizki

Peringati HUT Bhayangkara, Polresta Sidoarjo Adakan Baksos Religi

Rizki

Gubernur Khofifah Serahkan Santunan Ahli Waris Pekerja di Jombang

neodemokrasi