Neo-Demokrasi
Ekbis

Indayati Oetomo : “Tidak ada Masalah yang Everlasting, Bersikaplah Realistis dan Gentle, Jangan Gengsi”

Indayati Oetomo, Direktur John Robert Powers Indonesia.

Surabaya.NEODEMOKRASI.COM. Pandemi meluluhlantakkan seluruh aspek kehidupan, itulah fakta yang juga dialami Indayati Oetomo, tokoh sukses dibalik sekolah pengembangan kepribadian terkemuka di Indonesia,  John Robert Powers Indonesia. Tapi berkat spirit selalu membanguan kreatifitas dan tak berhenti berinovasi, wanita yang tetap cantik di usia 65 tahun ini tetap sukses mengawal JRP Indonesia yang didirikan sejak 1985, survived.

John Robert Powers Indonesia selama ini tidak saja membantu mengembangkan kepribadian sehingga kompetif secara profesional . Tetapi metode pengajaran terpadu yang terdiri dari 60% praktek dan 40% teori. Mampu mencetak pribadi –pribadi handal secara prubadi dan profesional. Imbas Pandemi cabang John Robert Powers tinggal 4 saja, 3 di Jakarta dan satu di Surabaya. Cabang yang di Medan terpaksa ditutup untuk sementara.

Meski mengaku kena imbas Pandemi, yang digambarkannya serasa tersambar petir, dihantam badai Stunami, tapi perlahan namun pasti, mampu dilaluinya dengan baik. Baginya, pandemi justru memberikan pelajaran besar dalam membangun inovasi metode pembelajaran dan kurikulum JRP. Terobosan kurikulum hybrit, yakni gabungan kelas online dengan ekstra offline begitu kondisi berangsur normal. Kelas online untuk mengisi kekosongan agar apa yang sudah diajarkan tidak terputus. Kombinasi online-offline. Dengan tiga program andalan, personality, professional dan leadership yang mampu membuat JRP tetap dinamis menghadami krisis.

Saat ini , setelah sukses melalui masa masa sulit 3 tahun masa pandemi. Sosoknya sebagai Direktur Internasional John Robert Powers di Indonesia mengaku sukses melewati masa masa sulit akibat krisis dan semakin kokoh mewujutkan JRP sebagai sekolah yang berkontribusi besar terhadap pembentukan SDM Indonesia yang  berkebripadian, punya jati diri dan kematangan sikap.

“ Kalau dulu, kan hanya krisis ekonomi, yang kita rasakan bersama-sama. Tapi pandemi ini memberikan efek holistik, ya jasmani, rohani juga materi. Saya hanya memilikirkan karyawan dan guru guru, Bersyukur, kita hanya potong 25 persen. Hati kecil rasanya tak tega. Tapi gimana lagi, kita tidak mampu. Baru setelah 2 minggu PPKM kita berjuang mengelola program Hybrit, kelas jalan lagi program online dan offline, tapi paska pandemi, sudah gak seberapa diminati, karena online dianggap membosankan” jelasnya

Bagi Indayati Oetomo, setiap problem yang datang dalam kehidupan memberikan pelajaran mahal. Maka kuncinya menurut dia,  kita harus tetap pandai bersyukur. Ada hikmah dari setiap cobaan yang menimpa.

“Sekolah kepriibadian yang sebenarnya belajar dari kehidupan, tidak harus sekolah formal, susah senang memberi pelajaran. Proses yang membuat kita naik tingkat, hati menjadi lebih peka. Lebih ikhlas dalam menghadapi segala hal. Menghadapi krisis jangan lari, hadapi, nego, sikap gentle, telling the truth, honestly, sincere, tidak ada yang tak bisa dinego. Saat ini secara omset sudah normal 100 persen, cuman kita kan punya tanggungan tanggungan sebeumnya.”imbuhnya.

Saat ini setelah sukses  dan recovery 100 persen  apakah problem sudah usai. belum, karena perjalanan masih panjang ke depan. untuk mewujutkan  JRP lebih maju lagi..

“ Kita harus bersikap humanis, semua universal tidak ada perbedaan. Dalam segala hal harus bersyukur akan kebesaran Tuhan. Covid membuat kita semakin inovatif, JRP bisa mengembangkan kurikulum baru. JRP sudah revovery 100 persen. JRP tetep milik kita, hutang sewa bisa kita  cicil dan lunas.Sekarang sudah menormal kembali.. Bahwa sejatinnya, tidak ada kesuksesan yang abadi, dan kegagalan abadi, semua ada masanya. Tidak everlasting. Jangan bertahan pada gengsi harus realistis.” tuturnya usai menggelar acara Buka Puasa bareng wartawan yang digelar di kantor JRP Surabaya , di gedung Co Spazio, Lantai 1, Surabaya.

Apa sebenarnya kiat sukses wanita yang selalu tampil fresh dan energik ini
“ Saya tidak pernah noleh ke belakang . Kalau ada masalah, jangan biarkan sakit berlama lama, lekas move on. Saya juga merasakan sakit, seperti kena tsunami, bayangkan gedung segede itu harus jual grand piano. Tapi kita survived. Saya kebetulan pribadi yang tidak bisa susah berlama lama. Pokoknya, jangan menyiksa diri. Resep kesuksesan itu tidak ada. Karena setiap orang punya resep sukses masing masing” kilahnya menutup perbincangan. .(nora)

Related posts

Bank Jatim Sinergi dengan Pemkot Malang untuk Revitalisasi Alun-Alun

neodemokrasi

Pembayaran Bus Trans Jatim Lebih Mudah dengan QRIS Bank Jatim

neodemokrasi

New Peugeot 5008 SUV Allure Plus segera Tiba di Surabaya

Rizki