Neo-Demokrasi
Headline Kesra

Belasan Tahun Diikat, Wabup Sidoarjo Perintahkan Rizky Dirawat di RS

Wakil Bupati Sidoarjo Subandi melihat langsung kondisi Rizky.

Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Moch. Rizky Ubaidillah (19) warga asal Desa Betro, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, akhirnya mendapat bantuan pengobatan gratis di RSUD Sidoarjo. Bantuan tersebut diberikan Wakil Bupati Sidoarjo Subandi setelah melihat langsung kondisi Rizky.

Kedatangan wakil bupati Sidoarjo ke rumah Rizky setelah mendapat laporan dari kepala desa setempat, jika remaja tersebut sudah belasan tahun diikat oleh orang tuanya.

“Kita dapat laporan dari kepala desa, bahwa warganya ada yang sakit atau mengalami gangguan (keterbelakangan mental). Jadi, dia (Rizky) kalau sakit mesti berontak, tangannya ditali. Harapan saya jangan sampai seperti itu,” kata Subandi, Selasa, (21/2).

Menurut Subandi, anak atau remaja yang mengalami gangguan tidak sepatutnya dibiarkan saja. Terlebih diperlakukan tidak manusiawi. Hal itu tentunya menjadi tanggung jawab semua pihak. Terutama perangkat setempat.

“Kita sebagai manusia, jika ada warganya yang sakit, terutama pejabat setempat,  jangan dibiarkan saja. Sudah menjadi tugas dan kewajiban pemerintah daerah untuk memperhatikan kondisi warga yang seperti ini,” jelas Subandi.

Setelah didatangi, kondisinya memang memprihatinkan. Kalau sudah seperti itu harus segera dibawa ke RS agar mendapat pengobatan. Wakil Bupati Sidoarjo juga memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Fenny Apridawati untuk segera melakukan eksekusi tindakan. Mengingat Rizky harus segera mendapat penanganan untuk kesembuhan.

“Mereka berhak mendapatkan pelayanan dan penanganan dari pemerintah. Jika kondisinya sudah membaik, selanjutnya akan ditawarkan kepada keluarganya  soal pendidikannya. Mungkin belajar di sekolah luar biasa (SLB) atau lainnya,” tandasnya.

Moch. Rizky Ubaidillah (19), merupakan anak pertama dari pasangan Aryadi (49) dengan Umi Mufidah (41). Rizky diduga mengalami gangguan keterbelakangan mental sejak balita.

Menurut penuturan neneknya, Siti Romlah. Rizky terlahir normal. Namun setelah dilakukan suntik imunisasi, Rizky  kerap mengalami panas dan kejang-kejang. “Usia tiga bulan sempat muntaber. Dibawa ke dokter, diperiksa, terus pulang. Ketika di rumah kejang-kejang lagi. Terus begitu,” terang Siti Romlah.

Menginjak usia lima tahun, Rizky mulai memukul-mukul dan membenturkan wajahnya ke tembok. Bahkan Rizky juga sering mencakar wajahnya sendiri hingga berdarah. Sehingga keluarga berinisiatif untuk mengikat kedua tangannya.  “Saya sangat kasihan dengan cucu saya. Tapi ya begitu, jika dilepas dia terus menyakiti dirinya sendiri,” pungkasnya.(dan)

 

 

 

Related posts

LPS Mencabut Izin Usaha 12 BPR di Jatim

Rizki

Pemkab Mojokerto Bantu APD dan Logistik Kampung Tangguh di Pacet

neodemokrasi

Tanah Ambles, Truk Tronton Lagi Parkir Terguling

Rizki