Neo-Demokrasi
Headline Jatim

Bedah Sosok Khofifah dalam Buku ‘Ibu’

Trisnadi Marjan dan Fatimatuz Zahra dalam bedah buku ‘Ibu’.

Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Bertepatan dengan Hari Ibu, buku bertajuk ‘Ibu’ Khofifah Indar Parawansa resmi diluncurkan. Acara yang dibingkai dengan talk show dan bedah buku digelar di Kedai Djengsrie, Jalan Mangonsidi, Kecamatan Kota, Sidoarjo.

Ada dua narasumber yang dihadirkan dalam bedah buku tersebut. Kedua narasumber tersebut Fatimatuz Zahra yang merupakan seorang jurnalis dan Trisnadi Marjan, seorang fotografer.  Keduanya, merupakan inisiator sekaligus penulis buku tersebut. Buku setebal 207 lembar berhasil dibukukan setelah melalui proses panjang.

Menurut Trisnadi, buku ini merupakan kumpulan karya fotografi jurnalistiknya selama bekerja profesional sebagai fotografer mendampingi sosok Khofifah Indar Parawansa. Yakni semenjak menjabat sebagai menteri sosial di tahun 2014 era Presiden Joko Widodo.

Sebelum menjabat sebagai Mensos Khofifah juga pernah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan di Era Pemerintahan KH. Abdur Rahman Wachid (Gusdur). Menurut Trisnadi, selama lebih dari 10 tahun, tak kurang ada sekitar 500 ribu frame foto yang telah ia hasilkan. Foto-foto itu menurutnya sayang bila hanya disimpan dalam laptop atau hard disk.

Secara khusus ia ingin agar karya fotonya bisa lebih bermanfaat bagi khalayak, khususnya generasi muda. Bahwa ada sosok dari Surabaya, Jawa Timur yang telah mendunia, yang bisa dijadikan figur panutan yaitu Khofifah Indar Parawansa.

“Dari niatan itu, saya kemudian berdiskusi dengan beberapa teman, untuk membulatkan tekad membukukan karya foto saya. Dengan harapan akan banyak yang belajar bagaimana seorang tokoh perempuan seperti Khofifah meniti karirnya hingga kini dua tahun memimpin Jawa Timur,” terang Trisnadi.

Dia menceritakan proses kreatif dalam pembuatan buku ‘Ibu’ tersebut. Diawali dengan pengalaman meliput dan memotret setiap langkah Khofifah. Baik saat menjadi Menteri Sosial, saat kampanye Pilgub 2018, hingga selama menjabat sebagai gubernur Jatim. Khofifah merupakan sosok yang kuat, pekerja keras dan ikhlas. Hal itu merupakan karakter kuat yang ada pada diri Khofifah.

“Yang saya ingat betul adalah saat memotret giat Ibu Khofifah bernegosiasi dengan aktivis GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Beliau tak ada takut-takutnya. Perempuan, sendirian pula. Di sana, ia bernegosiasi dengan mereka dan memastikan bahwa Aceh aman,” tegasnya.

Begitu juga saat memotret langkah Khofifah di Puncak Jaya. Di wilayah genting kerusuhan tersebut, Khofifah nekat berangkat ke sana demi meninjau ketersediaan pangan dan juga menyebarkan semangat nasionalisme.

Berbagai ancaman medan alam yang terbilang terjal untuk dilalui pesawat capung, hingga ancaman tembakan para sniper tidak ia hiraukan. “Ibu Khofifah selalu berpesan kepada saya yang penting ikhlas. Kalau kita ikhlas, Allah yang akan menjaga kita,” tegasnya.

Sementara, penulis buku ibu Khofifah Indar Parawansa, Fatimatuz Zahroh mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengapresiasi seorang sosok Khofifah Indar Parawansa. Salah satunya dengan karya buku ini. Menurutnya, sosok Khofifah layak dijadikan panutan dan inspirasi bagi generasi muda yang ingin mewakafkan jalan hidupnya untuk pergerakan dan bangsanya.

“Jadi buku ini menurut saya perpaduan yang harmoni, antara karya visual fotografi yang dipadukan dengan narasi jurnalistik. Pesan buku ini bukan hanya sepak terjang dan kiprah seorang Khofifah, tapi juga bagaimana memiliki karakter seorang pemimpin. Semoga ini memberikan manfaat bagi anak-anak muda dan juga semua pembaca,” singkat Ima.

Amalia, mahasiswi asal Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Mandiri (Stainim) Sidoarjo mengapresiasi atas diluncurkan nya buku sosok milik Khofifah Indar Parawansa. Baginya, buku ini sangat cocok untuk semua kalangan. Terutama dalam mengenal sosok Khofifah Indar Parawansa.

“Bu Khofifah sangat luar biasa sekali. Perempuan pertama yang menjadi gubernur Jawa Timur. Beliau orang yang energik, gerak cepat, dan jiwa sosialnya tinggi. Apalagi jika ada bencana. Beliau aktif sekali,” ujar Amalia.

Pihaknya berharap, sosok Khofifah Indar Parawansa tidak hanya berhenti memimpin di Jawa Timur, melainkan di Indonesia.  Talk show dan bedah buku tidak hanya dihadiri kalangan mahasiswa, nampak hadir juga pegiat literasi dan beberapa perwakilan dari karang taruna dan jurnalis di Sidoarjo. (dan)

Related posts

Forwas Desak Usut Tuntas Penganiayaan Jurnalis Tempo

Rizki

SMAN 3 Ponorogo Pionir Pelaksanaan SPAB

Rizki

Perta Arun Gas Siap Menjadi Leader LNG Hub di Asia

Rizki