Neo-Demokrasi
Headline Kesra

Jembatan Apung Ini Memudahkan Akses Warga Sidoarjo dan Gresik

Jembatan Apung Bogempinggir yang baru saja diresmikan.

Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Warga Desa Bogempinggir, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo yang akan pergi ke Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, atau sebaliknya, kini semakin mudah dengan jembatan apung yang diresmikan Kamis (15/6).

Sebelumnya, warga harus memutar sekitar tiga kilometer ke arah Timur menuju jembatan atau menggunakan perahu tambang untuk menyeberangi sungai.

Ketua BUMdes Kidang Kencono, Desa Sumberame, Ahmad Zainuri mengatakan, jembatan ini memiliki lebar 2,5 meter dengan panjang 45 meter dengan lama pengerjaan sekitar 2 minggu. Jembatan ini menggunakan 80 drum plastik dan kayu mahoni. Namun sampai saat ini dirinya belum menghitung total dana yang telah dihabiskan.

“Awalnya di lokasi ini merupakan dermaga penyeberangan perahu tambang. Nah, pembangunan jembatan apung ini sangat bermanfaat bagi warga dua desa di dua kabupaten. Kini mereka bisa lebih cepat dan lebih aman melalui jembatan apung ini,” tuturnya.

Untuk melewati jembatan apung ini, sepeda motor yang melintas dikenakan tarif Rp 2 ribu. Menurutnya, pembangunan jembatan ini merupakan kerja sama antara BUMdes yang dipimpinnya dengan Pemdes Bogempinggir serta pihak ketiga sebagai pelaksana.

Meskipun demikian, dirinya tidak bermaksud mematikan usaha perahu tambang di sekitar lokasi. “Justru sebaliknya, jam operasional mereka kan terbatas. Sedangkan operasional di sini 24 jam nonstop. Mereka juga kami pekerjakan di sini,” terangnya.

Bukan itu saja, Zainuri juga mempersilakan warga sekitar membuka warung di sekitar dermaga jembatan apung ini. “Ini merupakan upaya kita menciptakan peluang usaha bagi warga sekitar yang menganggur,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bogempinggir Sutikno mengatakan, banyak warga desanya yang bekerja di pabrik Kecamatan Wringinanom. “Tentu jembatan ini sangat membantu. Kini mereka tidak perlu waswas saat menyeberangi sungai menuju tempat kerja dan pulang,” ucapnya.

Ia mengenang, pada bulan April 2017 di Sungai Kalimas ini terjadi tragedi memilukan. Sebanyak 12 penyeberang perahu tambang tenggelam karena derasnya arus. Tujuh orang di antaranya meninggal dunia. “Nah dengan jembatan apung yang bisa menyesuaikan ketinggian arus sungai ini. Warga yang melintas lebih aman,” imbuhnya.

Salah satu warga Desa Bogempinggir, Dyah Utami (37) mengaku senang dengan keberadaan jembatan apung ini. “Tempat kerja saya di pergudangan seberang sungai. Sebelumnya saya harus lewat jembatan desa sebelah, agak jauh sih. Nah dengan jembatan ini saya lebih cepat ke tempat kerja,” pungkasnya. (dan)

Related posts

Bayi Napi Rutan Perempuan Akhirnya Bertemu Sang Ayah

Rizki

Sempat Overload, RSUD Sidoarjo Terima Pasien Covid-19 Lagi

neodemokrasi

Peringati Hari Pahlawan, Komunitas ROS Ziarah ke TMP

Rizki