Neo-Demokrasi
Headline Hukum dan kriminal

Tepergok, Pelaku Curanmor Tuna Rungu Dihakimi Warga

Pelaku curanmor tuna rungu setelah diperiksa Polsek Tambaksari.

Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Pelaku pencurian kendaraan bermotor ternyata adalah pria tuna rungu. Ia sempat dihakimi warga, Senin (2/9) lalu. Pelaku bernama Ludjianto (41) warga Jalan Bulak Cupat Barat, Surabaya.

Pelaku dihajar warga saat mencuri motor milik siswa MZ (18) warga Dukuh Bulak Banteng. Motor itu diparkir di halaman  SMK Tri Tunggal Jalan Rangkah VI No. 55-57, sekitar pukul 13.00 WIB.

Kejadian itu bermula pelaku sedang berjalan kaki. Ternyata ada niatan mencuri motor di halaman parkir SMK Tri Tunggal. Pelaku mendekati motor korban selanjutnya mengeluarkan kunci palsu dan  merusak kunci stir.

“Pelaku bermodal kunci T dan kunci palsu lantas merusak rumah kunci motor korban. Setelah berhasil, motor tidak dinyalakan namun didorong. Nah, dari situlah korban memgetahui dan berteriak maling sehingga warga sekitar bersamaan ikut melakukan penangkapan,” ujar Kapolsek Tambaksari Kompol Kompol Imam Solikin, Selasa (10/9).

Setelah korban mengetahui motornya dilarikan oleh pria tidak dikenal, sehingga meminta bantuan warga sekitar untuk menangkapnya. Bukan hanya menangkap namun juga melakukan pengeroyokan kepada pelaku. Bahkan alat bantu pendengaran milik pelaku terjatuh dan dirusak oleh warga sekitar tempat kejadian.

“Karena ada pengeroyokan kepada pelaku curanmor, Tim Reskrim langsung meluncur ke lokasi kejadian. Ditakutkan karena pelaku ini mengalami gangguan pendengaran sehingga khawatirnya  mengakibatkan pendengarannya tambah parah,” tambah Imam Solikin.

Dari hasil pemeriksan pelaku, dia mengaku nekat mencuri motor karena untuk transportasi antar jemput keponakan (putra kakak pelaku). “Saya mencuri motor itu untuk digunakan antar sekolah keponakan karena motor sebelumnya rusak,” aku pelaku.

Keterangan pelaku sedikit berubah-ubah karena terkendala pendengaran pelaku yang kurang baik.  Sedangkan keterangan dari Kanit Reskrim Polsek Tambaksari AKP Aman Hasta mengatakan, pengakuan pelaku alasan dia nekat mencuri kurang masuk akal. Bila memang yang diantar sekolah adalah keponakan atau anak dari kakaknya, harusnya yang berupaya menyediakan motor adalah kakak pelaku. Bukan malah dia yang repot-repot cari motor sampai nekat mencuri,” urai Aman Hasta.(dan)

 

Related posts

Unair dan Asman Manggala Kolaborasi Tanam Toga dalam Rangka Program Pengabdian Masyarakat DRTPM 2024

Rizki

Lapas Sidoarjo Gelar Penggeledahan Rutin

Rizki

Bangunan Semi Permanen di Taman Terbakar

Rizki