Neo-Demokrasi
Ekbis Jatim

Digitalisasi Dunia Pendidikan

Lydia Setyawardani, SE., MSi., AK., CA . Dosen Tetap STIESIA SURABAYA

Saat ini, seseorang dapat menambah ilmu tanpa perlu membaca buku cetak yang tebalnya ratusan halaman, bahkan cukup mengakses pengatahuan apapun lewat gawai pntar yang disimpan di saku celana. Informasi penting ataupun informasi ringan juga bisa dikonsumsi dengan lebih cepat melalui portal berita online tanpa harus membeli lembaran koran. Semua itu dapat kita rasakan semenjak hadirnya digitalisasi dalam kehidupan manusia.

Sebelumnya, pernahkah kalian mendengar kata ‘digitalisasi’? Hal yang akan terlintas di benak kita ketika mendengar kata tersebut yaitu sesuatu yang ada kaitannya dengan teknologi dan lain sebagainya. Digitalisasi merupakan istilah untuk menggambarkan sebuah proses menjadi bentuk digital, melewati serangkaian proses digitasi, yaitu tahapan pengambilan benda fisik dan proses analog kemudian membuatnya menjadi bentuk digital. Intinya, digitalisasi adalah istilah untuk mewakili semua hal yang bentuknya sudah diubah dari bentuk fisik yaitu sesuatu yang bisa dirasakan panca indera misalnya bisa digenggam atau didengar, menjadi bentuk digital dengan meyaksikannya melalui layar gawai pintar.

Beberapa waktu terakhir, dunia pendidikan mengalami perubahan penting yang disebabkan oleh kemajuan teknologi era digitalisasi. Isu digitalisasi pendidikan cukup mendapat perhatian publik sebagai respon terhadap pelayanan pendidikan yang berubah secara drastis, baik sistem pembelajaran, maupun kulturnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi digitalisasi dalam dunia pendidikan, yang pertama adalah ketersediaan ruang yang semakin terbatas. Digitalisasi memungkinkan dalam upaya penghematan ruang penyimpanan arsip ilmu pengetahuan, baik buku, maupun penyimpanan kertas tugas murid yang biasanya harus didimpan dalam satu lemari bekas, sekarang hal tersebut tidak perlu dilakukan, karena cukup disimpan dalam sebuah flashdisk dengan satuan megabyte hingga terabyte atau bahkan cukup ‘dititipkan’ di google drive yang memiliki ruang penyimpanan tak terbatas.

Kedua, tingginya kebutuhan ilmu pengetahuan seluruh instrumen pendidikan, dengan digitalisasi, akses terhadap ilmu pengetahuan baru bisa diperoleh dari manapun, tidak hanta dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri dengan carayang sangat mudah. Hal tersebut seiring dengan banyaknya orang yang tidak segan berbagi ilmu di dunia maya, yang tentu saja mereka lakukan dengan cara digitalisasi melalui buku atau jurnal ilmiah online. Ketiga, meningkatnya daya saing dengan negara lain. Dengan adanya digitalisasi dalam dunia pendidikan, kita juga bisa menyamakan kualitas lulusan dalam negeri dengan luar negeri, karena kita juga bisa mempelajari hal yang sama dengan mereka berkat akses internet.

Digitalisasi di dunia pendidikan tidak sama dengan e-learning atau pembelajaran daring/online, tapi hal tersebut adalah salah satu dari fitur transformasi digital di dunia pendidikan. Keberhasilan program digitalisasi pendidikan di negara kita saat ini sangat bergantung pada kesiapan dari setiap aspek, terutama aspek infrastruktur. Terdapat tiga aspek yang cukup baik merespon pendidikan berbasis digital. Yakni, pemerintah, pengajar, dan juga siswa.

Pemerintah telah menyiapkan dan membahas sistem yang akan dipakai, misalnya kurikulum serta kualifikasi yang dibutuhkan. Seiring dengan guru dan siswa yang sudah tidak diragukan lagi telah cukup familiar dengan teknologi digital. Persoalan utamanya adalah infrastruktur penunjang yang dibutuhkan untuk bisa menyelenggarakan digitalisasi pendidikan secara menyeluruh. Contohnya adalah lab komputer dan sistem informasi sekolah. Keterbatasan dalam jumlah, kualitas perangkat yang masih jauh dari standar yang dapat mendukung teknologi pendidikan, serta keterbatasan dalam membangun sistem informasi yang baik agar bisa diakses dengan lancer oleh guru, murid maupun orang tua..

Pihak sekolah dan seluruh pihak terkait harus cepat dalam merespon transformasi digital bidang pendidikan, bisa berupa penyediaan sarana dan prasarana sistem pendidikan berbasis teknologi informasi, peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam hal literasi digital untuk dapat menggunakan teknologi informasi yang tersedia. Hal tersebut harus segera dilakukan supaya tidak tertinggal dari kompetitor, dan agar tidak terjadi efek keberlanjutannya berupa penurunan kualitas pendidikan..

Sumber daya manusia khususnya tenaga pendidik harus siap dalam proses digitalisasi di dunia pendidikan, yang akhirnya menjadikan kompetensi wajib yang harus dimiliki tenaga pendidik bertambah dari kompetensi pedagogi, profesional, sosial, kepribadian ditambah literasi digital. Tanpa literasi digital yang cukup kinerja tenaga pendidik akan dipertanyakan kualitasnya, dan ditakutnya akan berdampak pada capaian pembelajaran siswa yang diajarnya..

Digitalisasi dunia pendidikan merubah cara lama pembelajaran menjadi hal baru memanfaatkan teknologi dan aplikasi pembelajaran. Pembelajaran bisa dilaksanakan kapan saja, dimana saja, tidak terbatas ruang dan waktu, dan tidak harus tatap muka. Hal tersebut memunculkan isu baru tentang abiguitas interaksi manusia dengan lingkungan digital dan dampaknya pada kemampuan kognitif, perhatian, dan aspek lain dari kehidupan manusia. Penerapan digitalisasi pendidikan menurut beberapa ahli dapat membawa pengaruh positif dan juga negatif..

Dampak negatif yang mungkin muncul dalam digitalisasi pendidikan yaitu membawa risiko potensial mengabaikan proses yang berhubungan dengan penderitaan emosional dan aktualisasi diri siswa dalam proses pembelajaran. Digitalisasi pendidikan telah mengubah hubungan antara guru dan siswa. Guru sering merasa gamang dan kurang percaya diri pada saat harus berhadapan dengan para siswa yang memiliki akses gratis ke berbagai sumber informasi dan pengetahuan karena tak kuasa mengikuti perubahan teknologi sehingga tak memiliki cara efektif untuk berbagi pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dengan para peserta didiknya. Para guru tersebut dengan segala keterbatasannya, terpaksa meluangkan lebih banyak energi dan waktu untuk mengembangkan metode pengajaran yang lebih interaktif dan lebih menarik berdasarkan teknologi digital, walaupun hal ini sedikit banyak juga bisa dianggap sebagai dampak positif.

Karena guru cenderung lebih kreatif dan akhirnya menemukan sistem pembelajaran baru yang lebih mudah diterima daripada sistem pembelajaran sebelumnya yang hanya sekedar membaca buku bersama ditambah dengan sedikit penjelasan dan banyak memberi tugas.
Dampak negatif lainnya di antaranya adalah penurunan keterampilan sosial, hilangnya minat membaca buku dan kemampuan untuk memahami teks-teks ilmiah yang jelimet, kecanduan layar, dan perkembangan radiasi dan kanker yang makin tinggi. Salah satu studi yang dilakukan, menunjukkan bahwa siswa yang belajar online memiliki kinerja yang lebih buruk dan mengalami lebih banyak kesulitan dibandingkan dengan siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka..

Sementara studi lainnya menyampaikan bahwa kampus yang menerapkan digitalisasi terbukti menghasilkan lebih banyak lulusan dengan kepribadian kurang berpendirian dan tidak memiliki visi strategis. Berbagai dampak negatif sebagaimana ditemukan dalam sejumlah studi tersebut menimbulkan kekuatiran tersendiri perihal jati diri dan martabat manusia serta peradaban umat manusia di masa depan.
Pengaruh positif penerapan digitalisasi pendidikan, pertama yaitu transformasi digital di pendidikan mampu menggantikan metode dan praktik pengajaran lama dengan yang baru, dalam hal instruksi dan metode penilaian.

Digitalisasi membuat belajar menjadi aktifitas tanpa batas dalam hal ruang dan waktu yang menjadi lebih fleksibel. Digitalisasi membuat murid menjadi individu yang ingin atau bahkan harus menjadi seseorang yang selalu diliputi rasa ingin tahu yang besar. Sebaliknya, guru harus menjadi seseorang yang mampu berperan sebagai fasilitator yang inovatif sehingga bisa membantu murid untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Berikutnya, digitalisasi pendidikan berpotensi menghasilkan keterampilan digital sehingga dapat memenuhi harapan pemberi kerja dalam iklim ekonomi-bisnis yang semakin berbasis pengetahuan dan teknologi digital..

Hal tersebut terkait dengan serapan tenaga kerja yang lebih besar. Kehadiran industri 4.0 bahkan menuju 5.0 nyatanya telah menimbulkan kekhawatiran banyak pihak, dengan salah satu isu besarnya adalah dengan meningkatnya pengurangan tenaga kerja dalam perusahaan. Sebaliknya, rasionalisasi terhadap biaya dan metode produksi sudah pasti terjadi dalam dunia industri. Pekerja yang dinilai tidak cocok mengisi satu posisi tentu tidak akan mendapat tempat.

Cara ampuh untuk menekan dampak tersebut adalah digitalisasi pendidikan. Selain menjadikan siswa cukup dekat dengan teknologi dalam industri, para siswa juga akan diberikan penjelasan rinci tentang kekhususan ilmu yang mereka minati. Berikutnya, inovasi teknologi dalam industri. Digitalisasi dalam pendidikan akan memberi ruang lebih besar bagi siswa untuk bisa berpikir kritis, yang akhirnya menambah kemampuan dalam merancang gagasan untuk penyelesaian masalah. Hal ini tentu akan semakin meningkatkan jumlah inovasi dan menumbuhkan ilmuwan atau ahli muda baru yang mumpuni dalam bidangnya masing-masing.
Hal positif berikutnya, meningkatkan daya saing di tingkat global. Batasan wilayah negara tidak akan lagi berlaku secara penuh.

Hasilnya, persaingan ketat antara profesional di seluruh dunia sudah dapat dipastikan akan terjadi. Untuk meningkatkan daya saing pekerja dan profesional Indonesia, sudah tentu diperlukan sistem pendidikan yang lebih sesuai. Baik kultur ataupun keahlian yang perlu dipelajari.
Apapun dampak negatif maupun positif yang muncul sebagai dampak yang ditimbulkan dari perubahan sistem konvensional ke arah digital di bidang pendidikan, tentunya memang suatu hal yang harus kita hadapi bersama.

Tinggal bagaimana kita memaksimalkan potensi yang ada sehingga dampak positif yang ditimbulkan menjadi suatu kekuatan, dan sebaliknya sisi negatif bisa kita minimalisir dampaknya. Tetap semangat.

Related posts

Ekspor Ikan Koi dari Jatimkian Menggeliat

Rizki

Generasi Muda Harus Bijak dalam Bermedsos

Rizki

SIG Dorong Pendirian Perusahaan Patungan dengan BUMDes di Rembang

neodemokrasi