
Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Suasana duka menyelimuti warga Desa Gilang, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Setelah sempat dilaporkan hilang sejak Kamis (25/9) sore, Ariesta Triayu Vernanda (21), warga Kelurahan Warugunung, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, akhirnya ditemukan sudah tidak bernyawa di dasar Sungai Buntung desa setempat.
Halimah, warga sekitar yang pertama kali mengetahui korban hilang, menceritakan bahwa Ariesta sempat berpamitan kepadanya sebelum mandi di sungai.
“Tadi sempat pamit ke saya kalau mau mandi di sungai. Biasanya tidak sampai setengah jam sudah kembali. Tapi kali ini, sampai ditunggu lama, tidak muncul juga,” ungkap Halimah.
Karena curiga, Halimah mencoba memastikan ke tepi sungai. Namun yang ditemuinya hanya celana, sandal, dan perlengkapan mandi milik korban. “Saya langsung panggil warga lain. Ternyata benar, anak itu (Ariesta) tidak ada di sungai,” tambahnya.
Pencarian pun dilakukan warga bersama keluarga korban. Dengan peralatan seadanya, mereka menyelam hingga radius 500 meter dari titik awal. Setelah hampir lima jam, jasad Ariesta ditemukan sekitar 15 meter dari lokasi ia pertama kali mandi.
Ayah kandung korban mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. “Kami ikhlas dan menerima ini sebagai musibah. Terima kasih kepada warga, relawan, dan aparat yang sudah membantu mencari anak saya,” ucapnya lirih.
Ibu korban, Jamilah, tak kuasa menahan tangis saat menyaksikan jasad putrinya dievakuasi dari sungai. “Saya tidak menyangka, anak saya hilang di sungai. Sebagai orang tua saya sering memperingatkan, tapi namanya anak muda,” ujarnya sambil terisak.
Menurut keterangan keluarga, Ariesta memiliki riwayat penyakit epilepsi. Diduga, penyakitnya kambuh saat sedang mandi sehingga menyebabkan dirinya tenggelam.
Kanit Reskrim Polsek Taman, AKP Hajir Sujalmo, membenarkan peristiwa itu. “Pencarian dilakukan oleh keluarga, warga serta relawan, hingga akhirnya sekitar pukul 19.50 WIB korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” jelasnya.
Meski sempat disarankan dilakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian, pihak keluarga menolak. Jenazah langsung dibawa pulang ke rumah duka untuk disemayamkan.
Kini, kepergian Ariesta meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. Pasalnya, sehari-hari korban dikenal bekerja menjaga warung kopi bersama sepupunya di Desa Gilang, dan cukup dekat dengan warga sekitar.(*)