Surabaya,NEODEMOKRASI,COM. Pandemi dan kebijakan PPKM meluluh lantakkan seluruh sendi sendi kehidupan masyarakat kita. Kondisi ketidakpastian, kebingungan, kekurangan dan keadaan darurat menyerang dan dirasakan masyarakat secara menyeuruh . Ditambah ketakutan dan kecemasan akan tertular atau mati akibat terpapar virus yang mampu menyebar dan menular secara cepat Kita tidak pernah tahu kapan wabah virus Corona ini berakhir .Semakin hari, masyarakat golongan menengah ke bawah semakin terjepit dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Pandemi menyisakan tingginya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Pandemi telah memiciu problematika komplek dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat kita.
Tidak hanya aspek sosial, ekonomi, budaya maupun politik tetapi juga memaksa kita hidup dlalam format prokes ketat untuk lebih aware terhadap kesehatan diri dan orang lain. Wabah yang muncul pertama kalinya di Wuhan Provinsi Hubei, China pada akhir Desember 2019 itu saat ini per 13 Agustus 2021 telah mewabah di 210 negara dan wilayah di dunia dengan rekorr terinfeksi terbesar di Amerika, Eropa dan Asia Tengara,. Indonesia menduduki peringkat nomor 4 dunia setelah Brazil, India dan Kolombia lerkait jumah penambahan kasus infeksi baru
Rasanya tidak ada ruang tersisa yang tidak terimbas dampak pandemi. Pemberlakuan kebijakan social distancing penyebab kandasnya industri pariwisata dan sektor penerbangan . Pembatasan jam buka dan tutup membuat pelaku usaha waralaba, bisnis kuliner ,PKL dan warung kecil terpuruk.,Sektor industri pabrik dan manufakture mengalami penurunan produksi akibat kurangnya tenaga yang terpangkas program PHK dan dirumahkan. Bidang pendidikan,berlaku sistem pembelajaran jarak jauh / online atau School From Home (SFH).Di dunia kerja berlaku sistem Work From Home (WFH). Demikian halnya sistem pemerintahan dan politik ikut terkena imbasnya, mulai i penangguhan kegiatan legislatif, isolasi atau penjadwalan ulang agenda pemilihan.Semua ini terjadi akibat kekhawatiran jadi ajang penyebaran virus.
Sampai tahun kedua,, wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih belum menunjukkan gelagat bisa ‘dijinakkan’. Jumlah kasus infeksi baru masih terus bertambah bahkan malah mencatatkan rekor.
“Pandemi ini mengajari kita untuk lebih peduli dan mau berbagi kepada sesama yang sedang sangat membutuhkan. Sudah saatnya kita semua meningkatkan sensitifitas dan sense of crisis .Realisassikan kepedulian dengan berrbagi, bersama sama kita bersatu, saling bahu membahu dan saling menguatkan, Insya Allah kita akan mampu menjalani dan melewati krisis wabah ini dengan mudah. Segala sesuatu ada masanya, dan saya optimis,pandemi ini tidak akan berlarut larut ,walaupuan kita semua tidak tahu kepastian kapan akan berakhir“ kata Hj Lilik Hendarwatii,anggota DPRD Jatim periode 2020-2024 dari PKS . Sejak pandemi ia sibuk menyisir ke rumah rumah warga untuk menyerahkan bantuan secara rutin. Termasuk menggelar agenda bakti sosial dan program menebar bantuan 200 paket sembako di 6 titik kawasan Sukolilo, Rungkut dan Babat Jerawat., Surabaya
Dalam rangka merayakan HUT RI KE 76 ini, mulai 1- sampai 20 Agustus 2021, ia bersama seluruh jajaran fungsional PKS merealisasikan tersalurnya bantuan 1,7 juta paket sembako secara nasional ,bagi warga yang membutuhkan. Selain bakti sosial secara rutin juga kegiatan amal di beberapa yayasan sosial dan panti asuhan. Wanita yang juga menjabat Bendahara DPW PKS Jatim ini bersama sama menyalurkan bantuan dari donatur dan lembaga lembaga sosial yang punya agenda untuk berbagi dengan sesama.
Tujuannya, selain membantu memottivasi masyarakat yang sedang frustasi akibat kondisi sulit ini juga meringankan beban hidup akibat imbas pandemi.
“ Saya selalu diajarkarkan,besarnya rejeki yang kita terima jangan sampai merubah gaya hidup kita menjadi lebih hedonis, ini adalalah kesempatan untuk bisa berbuat banyak untuk sesama dan meningkatkan sedekah. Memberi tidak akan merugi,karena merekalah yang akan elalu mendoakan kita. Mungkin terdengar terlalu idealis..tapi itu sudah menjadi kenyataan di kami. Untuk kondisi yang sudah kritis seperti saat ini,membantu dengan memberikan kail saya rasa kurang bijak. Di wilayah wilayah yang saya sisir,masyarakat sering teriak teriak minta sembalo,itu artinya memang sedang tidak ada yang bisa dimakan,jadi bantuan langsung akan sangat dibutuhkan ” tambah ibu enam anak yang bersuamikan Prof. Aries Sulisetyono ST, MASc, PhD, Guru Besar Bidang Ilmu Hidrodinamika Kapal , Teknik Perkapalan, ITS .
Wanita jebolan Jurusan Fisika,FMIPA ITS dan DIPLOMA Management Day Care, ICS Montreal Canada serta DIPLOMA Child Psychology, Harcourt ed. Montreal, Canada , ini juga mendrorong agar pemerintah provinsi Jatim bisa memberikan bantuan riil pada masyarakat yang sekarang tengah berusaha keras untuk bertahan hidup . Sebaliknya, masyarakat juga harus mulai mentradisikan gerakan ketahanan pangan secara mandiri dengan memanfaatkan lahan terbatas di rumah masing masing untuk menanam sayuran atau tanaman toga. Manfaatnya tidak hanya berfungs penguatan cadanngan pangan juga menjamin ketersediaan pangan secara konsisten. Tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian keluarga.(nora)i