Neo-Demokrasi
Headline Kesra Umum

Kisah Tim Rescue Surabaya Selamatkan Santri Ponpes Al Khoziny

Perjuangan tanpa lelah Tim Rescue DPKP Kota Surabaya diungkapkan secara langsung di hadapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Perjuangan tanpa lelah Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya dalam mengevakuasi korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, diungkapkan secara langsung di hadapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rabu (15/10).

Di hadapan Eri, para personel menceritakan tekanan fisik dan mental yang dihadapi, serta momen-momen genting saat berjuang di tengah puing-puing beton demi misi kemanusiaan.Tiga anggota DPKP, yakni Abdul Aziz dan Galang Ferbi, serta  Elvanio Santoso, memberikan kesaksian langsung mengenai aksi penyelamatan dua santri, Yusuf dan Haikal, yang menjadi fokus utama evakuasi.

Elvanio Santoso menceritakan bahwa aksi penyelamatan dilakukan pada hari pertama, sekitar pukul 22.00 WIB. “Kami datang dari hari pertama, terdengar suara Yusuf. Dia bilang, ‘Pak, ada lubang. Tangan saya kelihatan tidak,” cerita  Elvanio.

Setelah mendengar suara Yusuf, tim segera menemukan keberadaannya dan beruntung tidak tergencet. Akses jalan menuju Yusuf awalnya sangat kecil. Hanya sebesar air mineral dan hanya bisa digunakan untuk menyuplai minum dan biskuit.

Untuk menyelematkan Yusuf, tim harus memperbesar lubang evakuasi. Oleh karena itu, pihaknya harus berdiskusi dengan Basarnas dan mulai melakukan pengerjaan yang memakan waktu 4-5 jam lamannya. Elvanio bekerja nonstop dari pukul 22.00- 02.00 WIB hingga kehabisan tenaga.

“Itu saya sudah kehabisan tenaga. Akhirnya tugas akhir memotong rangka besi beton diserahkan teman saya, Abdul Aziz sampai akhirnya Yusuf berhasil dikeluarkan dengan selamat,” terang Neo biasa ia disapa.

Neo mengakui bahwa tragedi Al Khoziny adalah kejadian luar biasa pertama yang ia hadapi selama enam tahun bekerja di DPKP Kota Surabaya. “Yang pasti ini menjadi kebanggaan tersendiri bisa ikut berpartisipasi atau ikut terjun langsung. Kita dapat menyelamatkan korban yang terjebak dalam reruntuhan,” ujarnya.

Sementara itu, Abdul Aziz dan Galang Ferbi, yang bertugas pada hari kedua dan ketiga, memfokuskan upaya penyelamatan untuk membuka akses menuju santri bernama Haikal yang terjepit di reruntuhan. Tim mengeruk lubang masuk sedalam kurang lebih 5 meter.

Saat aksi penyelamatan, tekanan mental tim serasa diuji. Pasalnya, selain menghadapi situasi genting saat mengarahkan Haikan, mereka juga mendengar teriakan minta tolong dari sekitar lima korban lain di sisi yang sulit dijangkau. “Akhinya, kita mencoba menguatkan dan menenangkan para santri bahwa mereka akan segera diselamatkan,” ujar Aziz menceritakan upayanya menenangkan para santri.]

Evakuasi Haikal sulit karena posisinya terimpit beton. Hanya tangan kanannya yang bisa bergerak. Setelah membobol tanah sejauh 2 meter, sekitar pukul 12.00 WIB Haikal mulai berteriak dan mengigau. “Sudah jangan mainan itu. Haikal tidak bisa bernapas”.

“Mendengar teriakan tersebut, kita langsung melakukan koordinasi dengan tim pendamping dan berinisiatif memberikan suplai oksigen dan minum. Setelah mendapat suplai oksigen, Haikal akhirnya lebih tenang dan evakuasi bisa dilanjutkan,” imbuhnya.

Proses evakuasi Haikal terus berlanjut bersama Basarnas hingga akhirnya bisa dikeluarkan dari reruntuhan beton yang menghimpitnya.

Mendengar kisah para personel DPKP mengenai penyelamatan santri Al-Khoziny, Wali Kota Eri menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberanian dan ketulusan Tim Rescue Kota Pahlawan. “Saya bangga betul, karena tim penyelamatan Kota Surabaya berbuat  kebaikan tanpa pamrih untuk menolong sesamannya,” kata Eri, usai melakukan kunjungan ke Kantor DPKP.(dan)

Related posts

Giliran Pesilat Sidoarjo Disuntik Vaksin

Rizki

Pemotor Jadi Korban Tabrak Lari Truk di Taman

Rizki

Ibu Pembuang Bayi di Balongbendo Ternyata Alami Gangguan Jiwa

Rizki