
Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tak heran jika perempuan dijuluki sebagai tiang negara. Ini karena perempuan adalah sosok yang dianggap mampu mendidik generasi penerus sekaligus agen kebudayaan yang melestarikan tradisi, serta berkontribusi secara ekonomi, politik, dan sosial.
Dengan memberdayakan ibu-ibu PKK, Weny Indah Kusumawati, dosen Program Studi Teknik Komputer Univeritas Dinamika (Undika) menginisiasi penggunaan teknologi Budikdamber (budi daya ikan dalam ember) di Desa Sidorame, Gunungan, Dawar Blandong, Mojokerto. Kegiiatan ini melalui penggunaan teknologi IoT (Internet of Things) ke sistem perikanan dan pertanian.
“Sistem ini digunakan untuk mengelola dan mengontrol kondisi air dan pakan secara otomatis sehingga lebih efisien dan mudah diterapkan di rumah tangga,” ungkap Weny, Rabu (26/11) lalu.
Selain itu, kata Weny, ibu-ibu PKK dinilai telaten dalam pekerjaan yang bersifat rutinitas dan konsistensi. Dengan teknologi ini, ibu-ibu juga tidak perlu khawatir kepatil ikan karena sistem ini bisa mengganti air dan pakan secara otomatis tanpa harus menyentuh ikan-ikannya.
Perangkat Budikdamber berbasis IoT ini mencakup mikrokontroler ESP32, sensor suhu dan ultrasonik, modul relay, serta aplikasi pemantauan berbasis android. Perangkat-perangkat inilah yang berfungsi untuk mengontrol air, pemberian pakan, dan sirkulasi air secara otomatis.
“Dengan teknologi IoT, perempuan bisa bekerja secara efisien tanpa perlu menghabiskan waktu dan tenaga demi menghasilkan sesuatu yang bersifat produktif di lingkungan desa,” tambah Weny.
Sementara itu, Kepala Desa Gunungan Sadi merasa sangat senang dengan bantuan yang diberikan oleh Weny dan para anggota tim. Seperti gayung bersambut, teknologi yang dibawa oleh para dosen dari Undika ini sejalan dengan program desa Gunungan yang telah mencanangkan sebagai desa digital.
“Saya sangat senang dengan program ini. Karena selain urusan birokrasi dan surat menyurat di balaidesa yang harus berbasis teknologi, masyarakat juga bisa menggerakkan roda ekonomi melalui teknologi seperti ini,” tegas Sadi.
Hal yang sama juga dirasakan oleh perwakilan PKK Sidorame, Nur Halimah. Dia senang karena program ini dapat meningkatkan perekonomian desa, selain pertanian. Halimah dan anggota ibu-ibu PKK lainnya juga terlihat sangat sumringah ketika mereka memanen lele yang sudah dirawat kurang lebih 2 bulan itu.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa Sidorame adalah pertanian seperti menanam padi, lombok, jagung, dan tembakau. Karena itu, Halimah berharap, inovasi ini akan dilanjutkan ke sektor pertanian. “Jika menggunakan alat otomatis seperti ini, ibu-ibu tidak lagi capek- capek menghabiskan waktu untuk menyiram tanaman di sawah atau ladang,” ujar Halimah.
Baik Sadi maupun Halimah berharap, ke depan seluruh tanaman di desa Gunungan bisa disiram dan dipupuk secara otomatis dengan menggunakan peralatan teknologi berbasis IoT ini.(dan)
