Surabaya, NEO DEMOKRASI.COM – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menceritakan bahwa dirinya pernah gagal mengikuti tes CPNS menjadi pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tes itu dilakukan di Kota Surabaya.
Khofifah Indar Parawansa menyampaikan hal itu saat meninjau proses tes seleksi kompetensi dasar (SKD) penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Pemprov Jawa Timur. Ia pun memotivasi ratusan peserta calon pegawai negeri sipil (CPNS) tersebut.
“Tetap semangat dalam mengerjakan dan jangan patah arang untuk berusaha,” tutur dia di sela meninjau proses SKD, di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), seperti dikutip dari Antara, Senin (10/2).
Khofifah yang didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono memasuki ruang SKD menjelang pukul 10.00 WIB dan menyalami sebagian peserta. Di hadapan peserta, orang nomor satu di Pemprov Jawa Timur tersebut pernah bercerita dirinya pernah gagal mengikuti tes menjadi pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Saya tidak terima waktu itu. Tapi tujuh tahun kemudian saya diangkat sebagai kepala BKKBN. Bahkan yang mengetes saya waktu itu masih ingat. Saya cerita ini agar semua peserta termotivasi serta tidak berkecil hati,” tutur dia.
Khoffiah berpesan kepada semua peserta tes karena mereka adalah menjadi penentu masa depan Jawa Timur. “Mudah-mudahan lulus dan menjadi bagian dari squadron Pemprov Jawa Timur,” tegas Khofifah.
Kalaupun nanti ada yang gagal, maka ia mewanti mereka agar tak berkecil hati dan berpasrah pada keputusan Allah yang terbaik. “Jadi saya ingin kalian semua sukses dan di manapun itu mendedikasikan energi positif yang kalian punya untuk membangun negeri ini,” tegas Khofifah.
Pada sekitar 600 peserta ujian berbasis CAT itu, Khofifah meminta agar mereka memberikan upaya terbaiknya dalam mengerjakan soal. Sebab, ia ingin agar mereka yang nantinya lolos tes dan menjadi bagian dari Pemprov Jawa Timur adalah orang-orang terbaik dan siap memberikan bakti dan layanan untuk masyarakat Jawa Timur.
Pelaksanaan SKD digelar pada 8-26 Februari 2020 di Graha Unesa di kawasan Lidah Wetan Surabaya dengan total peserta 54.600 orang. Setiap harinya dilakukan lima kali sesi yang masing-masing berjumlah 600 peserta sehingga totalnya 3.000 orang mengikuti SKD per hari.
Dari jalur umum akan diambil sebanyak 1.745 orang, disabilitas 36 orang, dan peraih nilai cumlaude 36 orang sehingga total yang diterima 1.817 orang.
“Peserta tes dari disabilitas ada 47 orang dan yang diterima nanti 36 orang. Lalu jalur cumlaude pesertanya 260 orang dan yang diterima juga 36 orang. Lainnya dari jalur umum,” kata gubernur perempuan pertama di Jawa Timur tersebut.
Keseluruhan formasi tersebut untuk posisi sebagai tenaga guru sebanyak 1.133 lowongan, tenaga kesehatan sebanyak 322, dan teknisi 362.
Di tempat sama, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Jawa Timur Nur Kholis mengimbau kepada seluruh peserta untuk hadir 90 menit sebelum tes dimulai.
“Jalan akses ke sini memang jadi kendala sehingga peserta harus benar-benar bisa mengatur waktunya. Kalau sampai terlambat, apalagi tidak hadir maka dipastikan gugur,” ujar dia.(dan)