
Sidoarjo, NEODEMOKRASI.COM – Misteri kematian korban mutilasi di Pacet, Mojokerto, perlahan mulai terungkap lewat kerja maraton Tim Forensik Rumah Sakit Pusdik Bhayangkara Porong Sidoarjo. Hingga Senin (8/9), tim medis telah menerima lebih dari 310 potongan tubuh dan tulang korban yang dimutilasi dengan benda tajam sekaligus tumpul.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Pusdik Bhayangkara Porong Kompol dr Zaid mengungkapkan, sejak hari pertama penemuan pada Sabtu (6/9), potongan tubuh korban datang secara bertahap.
“Hari pertama kami menerima 63 potong tubuh manusia dalam goodie bag. Mulai jaringan otot, lemak, kulit kepala hingga rambut. Keesokan harinya, kami kembali menerima 239 kepingan tulang kepala, delapan potongan tulang paha kanan-kiri, serta 22 gigi. Hingga Senin sore, total potongan yang masuk sudah mencapai 310 bagian,” ujarnya.
Menurut Zaid, dari hasil otopsi sementara, korban mengalami kekerasan ganda, yakni hantaman benda tumpul pada bagian kepala serta sayatan benda tajam pada bagian tubuh lainnya. “Kalau dilihat dari tulang kepala, ada bekas pukulan benda tumpul. Sedangkan jaringan tubuh menunjukkan adanya sayatan benda tajam. Jadi ada kombinasi kekerasan sebelum korban dimutilasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, proses identifikasi tidak berhenti sampai di sini. Tim Forensik masih menunggu kemungkinan adanya potongan tubuh lain yang ditemukan polisi. “Potongan yang belum ditemukan antara lain pergelangan kaki kanan dan tangan kiri. Sementara telapak tangan kanan dan telapak kaki kiri masih utuh. Semua potongan saat ini kami simpan di Ruang Forensik,” tuturnya.
Untuk memastikan identitas korban, tim akan melakukan tes DNA dengan menghadirkan keluarga korban. Namun, hasilnya diperkirakan baru bisa diketahui sekitar satu bulan ke depan. “Pemeriksaan DNA ini penting agar bisa membantu penyidik menguatkan identitas korban. Insyaallah hasilnya keluar dalam waktu satu bulan,” pungkasnya.
Sementara itu, polisi telah menangkap pelaku mutilasi, Alvi Maulana (24), yang menghabisi korban Tiara Angelina Saraswati (25), warga Lamongan. Aksi keji itu dilakukan di sebuah kos kawasan Lakarsantri, Surabaya, pada Kamis (21/8) dini hari, sebelum jasad korban dibuang ke kawasan Pacet, Mojokerto.(dan)