
Surabaya, NEODEMOKRASI.COM – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan empat prestasi melalui ajang Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XX dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) XVI 2025 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Minggu (16/11). Prestasi ini menjadi bukti keunggulan ITS dalam ilmu permodelan bangunan gedung dan jembatan berkelanjutan.
Kepala Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Fakultas Vokasi ITS Tatas mengungkapkan bahwa ada tiga tim ITS yang berhasil meraih prestasi di ajang bergengsi skala nasional ini. Di antaranya adalah Tim Indestruktra yang berkompetisi di kategori KBGI Beton. Tim tersebut meraih juara III dengan mengusung karya unggulan bernama Metronava Tower.
Karya inovasi yang dirancang tim dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS ini memiliki pendekatan inovatif yang mengintegrasikan teknologi struktur tahan gempa dengan prinsip desain berkelanjutan. “Adapun material yang digunakan dalam rancangan tim ini adalah Graphene‐Enhanced Concrete,” jelasnya.
Di sisi lain, ada pula kategori KBGI Baja yang diikuti oleh Tim Askara yang juga dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS yang mengusung karya bertajuk Argawidya Tower. Karya ini dirancang dengan konsep Smart Green Economy (SGE) Seismic Building, yaitu gedung cepat bangun, kokoh, dan tahan gempa.
Dipaparkan Tatas, bangunan yang dirancang Tim Askara ini juga terintegrasi dengan ekonomi hijau melalui pendekatan Internet of Things (IoT). Tim ini pun sukses meraih penghargaan di dua kategori sekaligus, yakni menjadi pemenang pada kategori Kreativitas Rancang Bangun dan kategori Metode Pelaksanaan.
Sementara itu, Tatas juga menyampaikan bahwa di ajang KJI, Tim Trikarsa dari Departemen Teknik Sipil ITS berhasil mendapat juara harapan I. Jembatan karya tim ini memiliki inovasi struktural berupa lubang pada pelat gelagar dan ikatan angin yang mampu mengurangi berat sampai 20 persen tanpa mengganggu kinerja. “Inovasi juga dilakukan dengan penggunaan pelat gusset berbentuk fillet yang menurunkan berat sambungan sekitar 20 persen,” tambahnya.
Tatas berharap dari inovasi dan hasil yang dicapai tim-tim ini dapat dilanjutkan untuk penelitian yang lebih intensif. Ia juga berharap inovasi ini dapat diaplikasikan di dunia industri konstruksi dan membantu kemajuan bidang teknik sipil. “Kami berharap ajang ini bukan hanya sebagai sarana meraih prestasi, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran dan inovasi bersama,” pungkasnya penuh harap.(dan)
