
Surabaya. NEO DEMOKRASI. COM. Menurut politisi NasDem Deni Prasetya, Wacana penerapan konsep corporate farming disarankan agar dikembangkan dengan serius, Tetapi masih perlu dianalisis apa saja yang menjadi kebutuhan petani. Program sosialisasi harus ditingkatkan sampai pada tingkat memberikan pemahaman kepada para petani terkait konsep corporate farming.
Persoalannya, Infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi, jalan, usaha tani, hingga air, di wilayah Kabupaten Jember masih kurang baik. Dan membutuhkan perbaikan dan diperhatikan lebih serius lagi. Minimal petani memiliki pompa air sendiri di lahan pertanian, Hal ini untuk menjaga krisis kesuburan yang dialami sejumlah lahan produktif di Jember.
Dari ambang batas kesuburan lima persen, tingkat kesuburan tanah di Jember hanya pada kisaran dua persen. Sehingga lebih cocok jika menggunakan apapun organik.
Namun hal ini juga menjadi persoalan. Sebab, masih jarang petani yang mau mengaplikasikan pupuk organik di lahannya, yang justru akan menyehatkan tanah dalam jangka panjang.
Ppersoalan hama penyakit tanaman (HPT) karena tidak adanya rotasi komoditas yang ditanam diharapkan bisa ditangani melalui konsep corporate farming. Agar petani tak hanya berfokus pada beberapa jenis tanaman pangan saja.
“Ketika corporate farming ini dilaksanakan, akhirnya petani tertata lebih terkoordinir tetapi yang menjadi keberatan petani itu karena luasan sawah yang dimiliki para petani itu beda-beda tidak semuanya punya keluasan sawah yang sama i” kata anggota Komisi B ini.
” Corporate farming atau pertanian terpadu saya kira perlu perencanaan yang terintegrasi. Ini sudah berjalan satu tahun sebenarnya. , Karena misalkan di tanaman itu tidak hanya di satu komoditas. Banyak berbagai komunitas. Ada padi, ada jagung, ada kopi juga. Ada tembakao, ada tanaman yang lainnya. Dalam hal ini perlu dipetakan dengan memunculkan bahwasannya data-data di pemerintahan paling di akar, di desa.” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikannya bahwa dalam kurun waktu, misalkan komoditas ataupun tanaman-tanaman itu diketahui jumlahnya luasan berapa hektare, misalkan satu kabupaten. Satu desa, satu kecamatan, satu kabupaten, berapa hektare, petaninya itu berapa, tanamannya pun macam-macam. Dalam satu tahun itu pula diketemukan bahwasannya, oh ini lahan yang misalkan padi, padi ini tidak bisa ditanami satu tahun itu tiga kali, mungkin ada yang tanda hujan. Ada yang jaringan irigasinya itu juga perutukannya tidak bisa dibuat aliran sungai, air irigasinya ada tapi airnya tidak mencukupi.
“Nah itu perlu memetakan secara by data,” imbuhnya.
“Bukan hanya di padi atau jagung, bahkan di tanaman-tanaman yang lainnya perlu dipetakan juga. Saya kira bagus kalau dibuat seperti itu, corporate farming, tapi tentu dari setuan pemerintah di semua tingkatan. Ada dibuat. Baik itu kabupaten, provinsi, pusat, ada sinergi yang berkelanjutan, artinya berkelanjutan itu juga terus termonitor. Kita tahu bahwasannya yang namanya petani itu kalau terkait dengan mereka-mereka bertani, beliau-beliau itu bertani berdasarkan kebanyakan dari pengalaman turun-temurun ilmunya. Kondisi hari ini dengan modernisasi itu perlu juga penunjang seperti peralatannya. sarana prasarana Sarana dan prasarana perlu kita fikirkan, protek untuk peningkatan nilai produksi itu dengan hari ini, modernisasi dengan dunia digitalisasi. Perlu juga beliau- beliau petani itu juga bisa mengakses ” Jelasnya.
Deni juga menjelaskan bahwasannya petani ini kan banyak petani-petani muda yang hari ini cenderung enggan untuk melanjutkan atau regenerasi orangtuanya yang petani. Dari orang tua petani dari turun-temurunnya itu anaknya ini, itu kemungkinan enggan untuk bertani.
“Nah, perlu juga sentuhan dari pemerintah, sosialisasi, pemahaman bahwa pentingnya terkait dengan pertanian, perkebunan, corporate farming ini sekaligus memberikan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada di dunia. ini ini ya petani-petani muda Dalam hal ini tentu juga seperti pemerintah pusat hari ini getol memformulakan bahwasannya terkait dengan ketahanan pangan. “tambahnya.
” Terkait dengan peralatan, alsintan, irigasi, terkait dengan infrastruktur. yang mengarah ke jalur dari pertanian, perkembunan. Supaya untuk optimalisasi hasil pertanian. Nah saya kira itu pun juga perlu di jemputt bola bagi pemerintah yang ada di bawah di kabupaten kota agar potensi-potensi yang sekiranya itu ada bisa dioptimalisasi Ada untuk keberlangsungan kepada petani mengarah kita padukan juga dengan hari ini dengan modernisasi terkait dengan peralatan yang modernisasi misalkan bertani kita tanam sudah pakai alat gitu kan hari ini pula terkait dengan. Iya dengan pekerja itu pun juga berkurang untuk bertani. Perlatannya lah yang modern itu diturunkan, diakses. Panen juga sama seperti itu dengan adanya.” pungkasnya. (nora)
